[POPULER JABODETABEK] Aksi Heroik Serda Wahyu Gagalkan Penyanderaan Bocah di Pospol Pejaten | Kisruh Donasi Rp 1,4 Miliar Versi Noviyanthi
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah berita di Jabodetabek mewarnai pemberitaan Kompas.com sepanjang Selasa (29/10/2024).
Artikel mengenai aksi heroik anggota TNI Serda Wahyu yang menggagalkan penyanderaan bocah di Pos Polisi Pejaten menjadi berita yang paling ramai dibaca.
Selanjutnya, artikel tentang pernyataan calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 1, Suswono, atas guyonan kartu janda juga menjadi berita terpopuler.
Sementara itu, artikel tentang kekisruhan donasi Rp 1,4 miliar untuk Agus Salim, korban penyiraman air keras, turut menarik perhatian dan banyak dibaca.
Ketiga berita di atas masuk dalam deretan berita populer Jabodetabek, berikut paparannya
Penyelesaian aksi penyanderaan bocah berinisial S (4) oleh seorang pria berinisial IJ (54) tak lepas dari peran Babinsa Jati Padang dari Koramil 03 Pasar Minggu, Serda Wahyu Hidayat.
Aksi penyanderaan yang menyita perhatian masyarakat itu terjadi di pos polisi (pospol) perempatan The Park Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Senin (28/10/2024) pagi.
Saat kejadian, IJ meminta Wahyu menjadi sopir setelah ia berada di kursi penumpang belakang mobil dinas berplat TNI yang sebelumnya dihentikan atas permintaan IJ.
"Dia minta disopirin sama saya. Pada saat dia minta disopirin, saya pura-pura tidak bisa membawa mobil matic. Padahal, mobil apa saja saya bisa,” ujar Wahyu saat dihubungi Kompas.com.
Menanggapi permintaan tersebut, Wahyu menyarankan agar petugas kepolisian menggantikan posisinya di kursi kemudi.
Ketika sudah berada di samping pelaku yang masih memegang pisau, Wahyu langsung menarik S dari pelukan IJ.
Baca selengkapnya di sini
Calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 1, Suswono, menyampaikan permintaan maaf atas guyonannya terkait "kartu janda".
Pernyataan itu sebelumnya disampaikan Suswono saat acara deklarasi bersama relawan Bang Japar di Jakarta Selatan, Sabtu (26/10/2024).
Suswono mengakui bahwa pernyataannya dalam acara tersebut telah menimbulkan polemik di masyarakat.
“Atas hal itu, saya meminta maaf, sekaligus mencabut pernyataan tersebut,” ungkap Suswono dalam keterangannya, Senin (28/10/2024).
Ia menjelaskan bahwa guyonan tersebut diucapkan sebagai respons atas celetukan salah satu warga dalam sosialisasi.
Suswono, yang diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menyatakan tidak berniat menyinggung pihak mana pun, termasuk menyindir status janda atau tokoh agama.
“Saya akui jika guyonan tersebut kurang tepat dan bijaksana. Apapun penjelasannya, saya sepenuhnya mengakui kesalahan saya,” kata Suswono.
Baca selengkapnya di sini
Ketua Yayasan Rumah Peduli Kemanusiaan, Pratiwi Noviyanthi, menjelaskan kronologi soal donasi untuk korban penyiraman air keras Agus Salim.
Novi, sapaan akrabnya, diminta oleh W, keluarga Agus di Cengkareng, Jakarta Barat, untuk penggalangan dana. Tujuannya kala itu untuk biaya pengobatan Agus.
Novi mengatakan, permintaan donasi tersebut disampaikan oleh W, salah satu anggota keluarga Agus, melalui pesan Instagram pada 5 September 2024.
“Saudari W meminta saya dan tim, melalui direct message (DM) Instagram, untuk di-up ke media terkait kasus penyiraman air keras, yang menjadi korban adalah Mas Agus,” ujar Noviyanthi.
“Juga agar dibantunya open donasi ke yayasan kami,” lanjutnya.
Novi menjelaskan bahwa satu hari setelah pesan pertama, W kembali menghubunginya untuk mengunjungi rumah Agus.
Ia kemudian mendatangi kediaman Agus pada 12 September 2024 untuk melihat kondisi korban yang mengalami luka bakar parah akibat penyiraman air keras pada 1 September 2024.
“Mas Agus secara gamblang meminta bantuan dan pendampingan dari yayasan kami terkait pengobatan dan juga keadilan. Keluarga juga meminta agar adanya open donasi yang diselenggarakan oleh yayasan,” ungkap Noviyanthi.
Baca selengkapnya di sini.