[POPULER NUSANTARA] Sosok Pengusaha Skincare Positif Merkuri di Makassar | Aksi Peternak di Boyolali Buang 50 Ton Liter Susu

[POPULER NUSANTARA] Sosok Pengusaha Skincare Positif Merkuri di Makassar | Aksi Peternak di Boyolali Buang 50 Ton Liter Susu

KOMPAS.com - Salah satu pengusaha skincare tersandung dugaan penggunaan bahan berbahaya merkuri di Makassar, Sulawesi Selatan.

Mira Hayati, satu dari sejumlah pengusaha skincare kaya di Makassar.

Selain itu, para peternak membuang 50 ton susu di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Winong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik.

Dua berita tersebut menjadi perhatian banyak pembaca Kompas.com. Berikut ini lima berita populer Nusantara yang dirangkum pada Sabtu (9/11/2024).

Nama Mira Hayati, wanita asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) tidak asing lagi di media sosial karena pernah viral memamerkan emas satu kilogram yang dibeli di Jeddah, Arab Saudi.

Namun ternyata sosok Mira Hayati dikenal sebagai pengusaha skincare kaya di Makassar.

Dia mendapat julukan Ratu Emas karena sering memakai perhiasan berupa kalung dan gelang emas saat tampil sehari-hari.

Mira diduga menjual skincare mengandung merkuri dan hidrokinon.

Hal ini berdasarkan temuan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Makassar terhadap enam produk skincare yang mengandung merkuri dan ilegal.

Kepala BPOM Makassar, Hariani mengatakan bahwa salah satu produk Mira Hayati tidak memiliki izin edar BPOM.

"Mira Hayati Lighting Skin mengandung raksa atau merkuri. Night Cream dari MH Mira Hayati adalah produk yang tidak memiliki izin edar dari BPOM dan positif mengandung raksa," terangnya.

KOMPAS.com/Labib Zamani BUANG SUSU Peternak membuang susu sebagai bentuk protes terhadap pembatasan kuota susu yang masuk ke pabrik atau Industri Pengolahan Susu (IPS) di TPA Winong, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (9/11/2024).

Berdasarkan pantauan Kompas.com, para peternak berkumpul di depan Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali dengan membawa mobil pikap berisi susu.

Susu tersebut mereka masukkan ke dalam milk can atau wadah yang digunakan untuk menampung atau mengangkut susu dan drum berbagai ukuran.

Mereka juga memasang spanduk berbagai tulisan sebagai bentuk protes mereka terhadap pembatasan kuota susu yang masuk ke IPS.

"Susu Nasipe Piye", "Pikir Peternak Sapi Perah", "Sapiku Utangan, Pak" dan berbagai tulisan protes lainnya.

(MChe Lee/Unsplash.com) Ilustrasi sekolah

Guru di Kabupten Tasikmalaya, Jawa Barat diduga menampar siswa kelas 1 SD karena berkelahi dengan temannya.

Akibat kejadian tersebut, sang siswa trauma dan tak mau bersekolah.

Lina, ibu dari koban melaporkan kejadian yang dialami oleh anaknya ke kepolisian dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Tasikmalaya.

"Ironi lah, merasa tersinggung dan merasa disepelekan juga, anggap enteng dari pihak sekolah. Bahkan anak sampai sekarang tidak mau sekolah," ungkap ibu korban Lina kepada wartawan, Jumat (8/11/2024).

Menurut Lina, sudah hampir 8 hari anaknya belum masuk sekolah karena takut dan trauma atas kejadian yang menimpa anaknya tersebut.

tangkapan layar ilustrasi hujan es

Hujan es kembali melanda wilayah Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (9/11/2024) sekitar pukul 13.30 WIB.

Kali ini, butiran es bersamaan dengan hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur Kampung Batukarut, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi.

"Ya baru saja hujan deras mengguyur sama angin kencang ada butiran esnya," kata Salma Yusmita, warga Kampung Batukarut saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu.

Salma mengetahui ada hujan es setelah mendengar suara bising dari atas atap asbes. Ia dan keluarganya langsung keluar rumah dan mendapati ada butiran es.

"Pas di luar butiran es kecil-kecil seukuran kelereng kecil berjatuhan bersamaan dengan air hujan," jelas dia.

Dokumentasi Polisi Truk membawa plafon GRC terperosok usai supir mengikuti petunjuk Google Maps karena tak mengetahu jalan dan medannya, Sabtu (9/11/2024).

Truk Fuso dengan nomor polisi W 9769 UK yang membawa muatan 2.200 lembar papan plafon GRC terperosok di jembatan pelintasan kerata api usai mengikuti Google Maps pada Sabtu (9/11/2024) dini hari.

Kepala Seksi Humas Polres Serang AKP Dedi Jumhadi mengatakan, truk yang dikemudikan Iffemi Rizaldi (50), warga Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, ini membawa muatan dari dari Salatiga, Jawa Tengah, menuju Tunjung Teja, Serang, melalui jalan desa.

Sopir tidak mengetahui medan jalan dan hanya mengandalkan petunjuk jalan melalui Google Maps yang dikirim atasannya.

"Sopir yang tidak mengetahui kondisi jalan dikarenakan mengikuti aplikasi Goggle Maps," kata Dedi kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu.

Sumber