Potensi Megathrust Jakarta, DPRD Dorong Pemetaan Zona Rawan Tsunami

Potensi Megathrust Jakarta, DPRD Dorong Pemetaan Zona Rawan Tsunami

DPRD DKI Jakarta mendorong agar Pemprov Jakarta segera memetakan zona rawan tsunami. Hal ini menyikapi hasil penelitian BRIN tentang potensi megathrust yang bisa memicu tsunami ke Jakarta.

"Pemetaan zona rawan tsunami perlu segera dilakukan, diikuti langkah mitigasi seperti penguatan tanggul laut, revitalisasi mangrove, dan penyediaan jalur serta tempat evakuasi yang memadai," kata Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah kepada wartawan, Rabu (1/1/2024).

Politikus PDIP itu memandang langkah utama yang perlu dilakukan ialah memperkuat sistem peringatan dini (early warning system). Dengan begitu, informasi mengenai potensi tsunami bisa disampaikan secara cepat dan akurat.

"Khususnya di kawasan pesisir Jakarta Utara. Edukasi dan simulasi evakuasi juga harus menjadi prioritas untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap situasi darurat," ucapnya.

Koordinator Komisi A DPRD Jakarta itu memastikan DPRD sangat terbuka dalam pengalokasian anggaran untuk program mitigasi bencana. Ia lantas mendorong digelarnya simulasi terpadu yang melibatkan unsur terkait.

"Kami di DPRD, sangat terbuka untuk pengalokasian anggaran yang cukup terkait program mitigasi ini, termasuk memastikan kesiapan infrastruktur darurat dan logistik bencana. Simulasi terpadu yang melibatkan BPBD, TNI, Polri," ucapnya.

Sekretaris Komisi A DPRD dari F-Demokrat, Mujiyono mendorong Pemprov Jakarta fokus memberikan pendidikan kebencanaan. Sebab, pemodelan yang selama ini dilakukan tetap tidak bisa memprediksi kapan bencana akan terjadi.

"Upaya yang harus dilakukan dalam menghadapi megathrust ialah memperkuat mitigasi dan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat termasuk pemerintah pusat dan daerah," terangnya.

"Menurut saya pendidikan kebencanaan bagi masyarakat inilah yang harus menjadi fokus dari Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta dan Daerah-daerah lain yang berpotensi terdampak," sambungnya.

Mujiyono meminta supaya Pemprov belajar dari Negara Jepang terkait mitigasi gempa. Di mana, upaya mitigasi tak hanya dilakukan sejak TK.

"Untuk edukasi kebencanaan kita harus belajar dari Jepang, Pemerintahan Jepang dalam kegiatan edukasi mitigasi tersebut tidak hanya dilakukan untuk orang-orang dewasa saja, namun tindakan tersebut dilakukan sejak Taman Kanak-Kanak hingga remaja," terangnya.

Sementara itu, Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta dari F-Nasdem Riano P Ahmad mendorong supaya pengadaan peralatan kebencanaan menjadi prioritas. Sebab, kata dia, tak ada pihak yang bisa mengetahui kapan bencana tiba.

"Kami mendorong menjadi kebutuhan skala prioritas, bagaimana Pemda DKI sudah siap menghadapi megathrust yang sama sama sudah diprediksi BRIN. Ini merupakan hal perlu seluruh pihak sama sama saling menjaga ketika menghadapi bencana, kita siap," tegasnya.

Riano juga mendorong agar Pemprov mengevaluasi secara berkala peralatan deteksi kebencanaan yang dimiliki. "Kalau sangat dimungkinkan diperlukan alat-alat yang bisa digunakan, kita mendorong untuk dieksekusi," ucapnya.

Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengajak warga mewaspadai potensi ancaman tsunami ke Jakarta bisa dalam 2,5 jam. Peneliti dari BRIN Nuraini Rahma Hanifa menegaskan potensi bencana dalam bentuk gempa megathrust di wilayah selatan Jawa bisa saja terjadi dan dapat memicu tsunami.

Rahma menyebutkan bahwa berdasarkan hasil risetnya, segmen megathrust di selatan Jawa, termasuk Selat Sunda, menyimpan energi tektonik yang signifikan dan berpotensi melepaskan gempa berkekuatan magnitudo 8,7-9,1.

"Potensi megathrust ini dapat memicu goncangan gempa yang besar dan tsunami, yang menjalar melalui Selat Sunda hingga ke Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam," ungkap Rahma setelah menghadiri acara peringatan 20 tahun tsunami Aceh, Banda Aceh, seperti dikutip dari laman BRIN, Kamis (26/12).

Menurut simulasi yang telah dilakukan BRIN bersama tim peneliti dari berbagai institusi, jika tsunami terjadi, ketinggian gelombang diperkirakan dapat mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.

Simak juga Video ‘Dampak Megathrust di Selat Sunda Bagi Jakarta’

[Gambas Video 20detik]

Sumber