Potret Bangka Belitung, Ekonomi Terpuruk, Kini Harus Pilkada Ulang
PANGKALPINANG, KOMPAS.com - Langit mendung menyelimuti kantor Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Senin (13/1/2025), ketika dua penjabat (Pj) kepala daerah resmi dilantik oleh Pj Gubernur Sugito. Prosesi yang dijadwalkan pukul 10.00 WIB sempat tertunda 20 menit hingga seluruh pejabat tinggi hadir.
"Penjabat yang baru dilantik bertugas menjaga proses pilkada ulang di Bangka dan Pangkalpinang serta meningkatkan perekonomian," ujar Sugito dalam sambutannya.
Pelantikan ini menandai pergantian Pj Bupati Bangka, dari M Haris kepada Isnaini yang sebelumnya menjabat Direktur Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sementara itu, posisi Pj Wali Kota Pangkalpinang kini diemban M Unu Ibnudin, Direktur Bina Pengadaan dan Pencadangan Tanah Kementerian ATR/BPN.
Pelantikan kedua Pj dilakukan menjelang pilkada ulang di Kabupaten Bangka dan Kota Pangkalpinang setelah kotak kosong memenangi pesta demokrasi di daerah itu.
Di Pangkalpinang, pasangan Maulan Aklil-M Hakim hanya memperoleh 35.177 suara, kalah dari kotak kosong yang meraih 48.528 suara.
Hal serupa terjadi di Bangka, di mana pasangan Mulkan-Ramadian kalah telak dengan hanya meraih 50.443 suara, dibandingkan 67.546 suara milik kotak kosong.
Sugito menekankan pentingnya stabilitas keamanan selama proses pilkada ulang.
"Pelantikan penjabat kepala daerah sepenuhnya menjadi kewenangan pemerintah pusat. Jabatan pj akan diemban paling lama selama satu tahun dengan evaluasi kinerja setiap tiga bulan," jelasnya.
Anggaran pilkada ulang menjadi salah satu tantangan utama. Sekretaris Daerah Kota Pangkalpinang, Mie Go, mengungkapkan kebutuhan dana pilkada yang mencapai Rp 30 miliar mencakup kebutuhan Komisi Pemilihan Umum (KPU), Bawaslu, serta TNI/Polri. "Kami akan lakukan penyesuaian anggaran pada 2025 ini, dengan memperhatikan kegiatan-kegiatan yang bisa diefisiensi," kata Mie Go.
Selain mengawal pilkada ulang, Sugito mengingatkan Pj kepala daerah untuk fokus pada pemulihan ekonomi daerah.
"Perkiraan pertumbuhan ekonomi daerah tahun ini masih satu koma persen," ujarnya.
Pada semester pertama 2024, ekonomi Bangka Belitung hanya tumbuh 0,13 persen, jauh di bawah target nasional sebesar 5 persen.
Ia berharap program makan bergizi gratis serta sektor ekonomi kreatif, pariwisata, dan perkebunan dapat membantu memutar roda ekonomi.
Namun, tantangan besar tetap ada, seperti melemahnya sektor pertambangan dan terhentinya operasional beberapa smelter akibat persoalan tata niaga timah.
Sebagai langkah awal, pemerintah daerah telah membuka program pemutihan pajak pada akhir tahun lalu yang berhasil mengumpulkan Rp 42,45 miliar.
Sugito berharap berbagai upaya ini dapat menjadi pondasi untuk memperbaiki ekonomi daerah yang masih terpuruk.