Pramono Anung Akan ke Kampung Bayam pada Hari Pertama sebagai Gubernur Jakarta
JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung, mengaku akan mengunjungi Kampung Bayam, Jakarta Utara, pada hari pertama setelah dilantik sebagai Gubernur Jakarta pada 7 Februari 2025 mendatang.
"Hari pertama setelah dilantik saya akan ke Kampung Bayam," ungkap Pramono dalam program On Point with Adisty Larasati, dikutip dari video di YouTube Kompas TV, Sabtu (14/12/2024).
Menurut Pramono, polemik yang terjadi di Kampung Bayam sejak beberapa tahun belakangan sebenarnya tidak begitu rumit.
Karena itu, ia yakin bisa segera menyelasaikan permasalahan yang terjadi di Kampung Bayam.
"Di Kampung Bayam itu persoalannya tidak serumit yang (dijelaskan) di publik. Problem utama pejabat dan masyarakat yang marah, itu egonya tinggi. Pejabat publiknya enggak mau membuka ruang, sementara saya ini kan terlalu biasa sebagai negosiator, penengah," tuturnya.
Adapun polemik Kampung Susun Bayam di Tanjung Priok, Jakarta Utara, bermula dari penggusuran warga untuk pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) pada 2019.
Wilayah tersebut diklaim secara historis merupakan milik pemerintah.
Anies Baswedan yang saat itu menjabat sebagai gubernur Jakarta bersama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) berjanji akan membangunkan rumah susun di samping JIS untuk eks warga Kampung Bayam.
Namun, usai JIS dan rumah susun itu selesai dibangun pada era PJ Gubernur Heru Budi, warga tak bisa menempatinya.
Di sisi lain, Jakpro mengaku telah memberikan uang ganti rugi ke warga yang lahannya tergusur karena pembangunan JIS.
Hal ini sempat membuat kedua pihak berseteru hingga dilakukan mediasi oleh Pemerintah Provinsi Jakarta dan Komnas HAM.
Hasil dari mediasi, eks warga Kampung Bayam sepakat berdamai dan bersedia menunggu keputusan JakPro terkait rencana pembangunan rumah susun baru di Jalan Yos Sudarso.
Sambil menunggu proses pembangunan rusun selesai, eks warga Kampung Bayam tinggal di hunian sementara di Jalan Tongkol, Ancol, Jakarta Utara. Warga juga meminta agar diberikan kehidupan yang layak selama tinggal di huntara.