Prancis Buka Peluang Kerja Sama Tenaga Nuklir dengan RI

Prancis Buka Peluang Kerja Sama Tenaga Nuklir dengan RI

Bisnis.com, JAKARTA - Prancis membuka peluang kerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan tenaga nuklir. Hal itu sejalan dengan salah satu prioritas utama Presiden Prabowo Subianto yakni ketahanan energi dan energi rendah karbon.

Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan Asean, Fabien Penone menuturkan pihaknya mendukung upaya Indonesia dalam melakukan transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi baru dan terbarukan (EBT), termasuk nuklir.

Dia mengatakan Prancis siap membantu Indonesia dalam upaya transisi tersebut. Namun, dia menuturkan, keputusan keterlibatan Prancis akan bergantung pada pemerintah Indonesia ke depannya.

"Kami mencari peluang untuk bekerja sama dengan pemerintah (terkait pengembangan tenaga nuklir), jika pemerintah Indonesia siap untuk bekerja sama dengan kami," jelas Perone dalam Konferensi Pers Peluncuran Peringatan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Prancis dan Indonesia di Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Data dari International Atomic Energy Agency (IAEA) mencatat, Prancis memiliki sebanyak 56 pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi. Pembangkit tersebut memiliki total kapasitas 61.370 megawatt electric (MWe).

Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menyumbang sekitar 65% dari total listrik Prancis pada 2023. Sementara itu, sekitar 92% listrik Prancis berasal dari sumber rendah karbon yang mencakup energi nuklir dan terbarukan.

Sebelumnya, Kanada juga telah melihat adanya peluang kerja sama dengan Indonesia ke depannya, utamanya terkait tenaga nuklir. 

“Menurut saya keahlian Kanada, baik dalam teknologi bersih atau solusi berkelanjutan dalam spektrum yang luas, tetapi juga nuklir, menjadi peluang nyata bagi kita untuk berkolaborasi,” kata Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional dan Pengembangan Ekonomi Kanada Mary Ng.

Ng menyebut, pembahasan mengenai pemanfaatan tenaga nuklir sebelumnya telah didiskusikan oleh Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Prabowo Subianto di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (KTT APEC).

Sumber