Presiden Iran Ingatkan Trump Tak Picu Perang dengan Teheran
Presiden Iran Masoud Pezeshkian memperingatkan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk tidak mengambil risiko perang dengan Teheran. Pezeshkian juga menegaskan bahwa Iran tidak sedang mengupayakan "persenjataan nuklir".
Peringatan dan penegasan Pezeshkian itu, seperti dilansir AFP, Rabu (15/1/2025), disampaikan dalam wawancara dengan televisi AS, NBC News, yang disiarkan Selasa (14/1) atau kurang dari sepekan sebelum Trump dilantik dan kembali ke Gedung Putih.
"Saya berharap Trump akan mewujudkan perdamaian di kawasan dan di dunia dan tidak, sebaliknya, berkontribusi pada pertumpahan darah atau perang," kata Pezeshkian dalam wawancara dengan NBC News.
Washington tidak menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Teheran selama nyaris 45 tahun. Selama kampanye pilpres, Trump mengancam bahwa Israel, sekutu dekat AS, dapat menyerang fasilitas nuklir Iran.
"Kami akan bereaksi terhadap tindakan apa pun. Kami tidak takut perang, namun kami tidak menginginkannya," tegas Pezeshkian, mengomentari kemungkinan serangan militer Israel yang didukung AS terhadap fasilitas nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi, secara terpisah, melaporkan bahwa negara-negara Eropa serius untuk melanjutkan perundingan program nuklir.
Tahun 2015 lalu, Iran bersama negara-negara besar seperti Prancis, Inggris dan Jerman mencapai kesepakatan yang meringankan sanksi internasional terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan program nuklir negara tersebut.
Lihat Video Iran Gelar Latihan Perang, Siap Hadapi Israel dan Ancaman Trump
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Namun AS, pada masa jabatan pertama Trump, secara sepihak menarik diri dari kesepakatan tersebut tahun 2018 lalu dan memberlakukan kembali sanksi-sanksi ekonomi yang ketat.
Teheran tetap berpegang pada kesepakatan itu hingga Washington menarik diri, namun kemudian mulai membatalkan komitmennya.
"Kami tidak berupaya menciptakan persenjataan atau perlengkapan perang nuklir, Namun mereka menuduh kami berupaya membuat bom," tegas Pezeshkian dalam pernyataannya.
Ketika ditanya oleh host NBC News, Lester Holt, soal kemungkinan melakukan dialog dengan Trump setelah dia kembali berkuasa, Pezeshkian bersikap skeptis.
"Masalah yang kita hadapi bukan pada dialog. Masalahnya ada pada komitmen yang muncul dari perundingan dan dialog yang harus kita penuhi," ucapnya.
"Pihak lain tidak menepati janji dan kewajibannya," imbuh Pezeshkian.
Lihat Video Iran Gelar Latihan Perang, Siap Hadapi Israel dan Ancaman Trump
[Gambas Video 20detik]