Presiden Korsel: Kerja Sama Militer Rusia-Korut Ancam Keamanan Global
Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol menyebut peningkatan kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara (Korut) menjadi ancaman keamanan global yang besar. Hal itu disampaikan setelah Amerika Serikat (AS), sekutu Korsel, menuduh Korut mengirimkan 10.000 tentaranya untuk berlatih di Rusia.
"Seiring dengan berlanjutnya perang di Ukraina yang sudah memasuki tahun ketiga, Korea Utara telah melakukan lebih dari sekadar memasok senjata ke Rusia dan bahkan telah mengerahkan pasukan," ucap Yoon dalam pernyataan yang dirilis kantor kepresidenan Korsel, seperti dilansir AFP, Selasa (29/10/2024).
Badan mata-mata Seoul sebelumnya melaporkan bahwa Pyongyang telah mengirimkan ribuan tentaranya, termasuk pasukan khusus elite, ke Rusia. Pada Senin (28/10), Washington melaporkan bahwa 10.000 tentara Korut saat ini sedang berlatih di wilayah Rusia.
"Kerja sama militer ilegal antara Rusia dan Korea Utara merupakan ancaman keamanan yang signifikan bagi komunitas internasional dan dapat menimbulkan risiko serius terhadap keamanan nasional kita," sebut Yoon.
"Kita harus benar-benar memeriksa semua kemungkinan dan mempersiapkan langkah-langkah penanggulangan," cetusnya.
Ditambahkan oleh Yoon bahwa "langkah-langkah akan diambil secara aktif selangkah demi selangkah" tergantung pada kemajuan kerja sama militer Rusia-Korut.
Kerja sama kedua negara itu, menurut Yoon, "secara fundamental mengguncang tatanan internasional yang berdasarkan aturan dan mengancam perdamaian di Semenanjung Korea dan secara global".
Simak Video Korsel 3.000 Tentara Korut Telah Dikirim ke Rusia
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Laporan kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), pada Selasa (29/10) menyebut Menteri Luar Negeri Korut bertolak ke Moskow, namun tidak dijelaskan lebih lanjut soal tujuan dari kunjungan tersebut.
Korsel yang merupakan salah satu eksportir senjata utama, sebelumnya mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan kembali apakah akan memasok senjata secara langsung ke Ukraina – hal yang sudah sejak lama diserukan sekutu-sekutu Baratnya. Seoul sejauh ini menolak karena kebijakan dalam negerinya sejak lama.
Pekan lalu, otoritas Ukraina menyebut tentara-tentara Korut telah tiba di "zona tempur" di wilayah perbatasan Kursk di Rusia.
Otoritas Pyongyang telah membantah pihaknya mengirimkan pasukan ke Rusia. Namun Wakil Menlu Korut Kim Jong Gyu, dalam pernyataan via media pemerintah pekan lalu, mengatakan bahwa jika pengerahan pasukan seperti itu dilakukan, maka akan sejalan dengan norma-norma global.
"Jika ada hal seperti yang dibahas oleh media dunia, saya pikir itu adalah tindakan yang sesuai dengan peraturan hukum internasional," ucap Kim Jong Gyu, yang merupakan Wakil Menlu Korut untuk urusan Rusia.
Simak Video Korsel 3.000 Tentara Korut Telah Dikirim ke Rusia
[Gambas Video 20detik]