Produsen Susu Ultra Milk (ULTJ) Ungkap Penyebab Laba Bersih Turun
Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen emiten produsen susu Ultra Milk, PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk. (ULTJ) mengungkapkan faktor di balik penurunan laba bersih perusahaan per kuartal III/2024.
Berdasarkan laporan keuangan hingga akhir September, ULTJ membukukan laba bersih sebesar Rp893 miliar. Perolehan tersebut menurun 6,1% dibandingkan dengan capaian tahun lalu yang meraih laba senilai Rp951 miliar.
Corporate Secretary Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Pahala Sihotang, mengatakan penurunan laba bersih disebabkan oleh kenaikan beban penjualan dari posisi Rp631 miliar menjadi Rp848 miliar hingga kuartal III/2024.
“Kenaikan ini terjadi karena kami memberikan stimulus dalam bentuk promosi untuk mendukung penjualan,” ujarnya dalam paparan publik, Jumat (20/12/2024).
Pahala melanjutkan bahwa promosi tersebut meliputi penurunan harga atau diskon langsung kepada konsumen. Akibatnya, beban penjualan naik signifikan secara tahunan, sehingga berdampak pada penurunan laba bersih.
Kendati laba bersih menurun, kinerja penjualan emiten produsen susu Ultra milk masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,6% year on year (YoY) menjadi Rp6,58 triliun.
Jika diperinci, kinerja pendapatan ULTJ ditopang oleh pemasaran produk minuman yang berkontribusi senilai Rp7,27 triliun. Penjualan produk minuman ULTJ, baik di pasar lokal maupun ekspor, meningkat 8,06% YoY.
Selebihnya, pendapatan perseroan berasal dari produk makanan dengan nilai penjualan sebesar Rp60,66 hingga September 2024, turun 12,79% YoY.
Mayoritas produk ULTJ pada periode itu dipasarkan di dalam negeri dengan capaian senilai Rp7,31 triliun atau naik 7,87% YoY. Untuk ekspor produk, ULTJ mencatatkan realisasi senilai Rp14,78 miliar, naik tipis sebesar 0,61% YoY.
Dengan demikian, perseroan berhasil melanjutkan catatan positif dalam 5 tahun terakhir. Selama periode ini, Ultrajaya secara konsisten membukukan pertumbuhan penjualan bersih, kecuali pada 2020 yang turun satu digit.