Profil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Tersangka Kasus Harun Masiku
Hasto Kristiyanto ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK. Hasto, yang merupakan Sekjen PDIP, disangka bersama-sama melakukan suap pergantian antarwaktu (PAW) buron Harun Masiku kepada eks komisioner KPU Wahyu Setiawan pada 2020.
Dilansir dari buku berjudul ‘Profil dan Program Anggota DPR-RI, 2004-2009’, Hasto lahir di Sleman, 7 Juli 1966. Hasto pernah menjabat anggota DPR RI Fraksi PDIP dari Dapil Jawa Timur VII periode 2004-2009. Saat itu, ia bertugas di Komisi VI DPR RI, yang membidangi perdagangan, perindustrian, investasi, dan koperasi.
Hasto tercatat memiliki beragam riwayat pekerjaan. Ia pernah menjadi project manager departemen marketing di salah perusahaan BUMN pada 1992-2003.
Di PDIP, ia pernah menjadi Wakil Sekretaris Bidang II Media Massa dan Penggalangan Pappu Pusat PDI Perjuangan pada 2002-2003. Kemudian menjadi Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) sejak 2009 sebelum akhirnya ditunjuk menjadi Sekjen PDIP menggantikan mendiang Tjahjo Kumolo, yang menjadi Menteri Dalam Negeri pada 2014.
Selama masa kampanye Pilpres 2014, Hasto ditunjuk sebagai koordinator juru bicara tim pemenangan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK). Saat Jokowi-JK terpilih, Hasto menjadi salah satu deputi dalam Tim Transisi pemerintahan Jokowi-JK dari pemerintahan sebelumnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono.
Pada Kongres V PDIP pada 8-10 Agustus 2019 di Bali, Hasto kembali ditunjuk menjadi Sekjen PDIP untuk periode kedua kalinya untuk masa jabatan 2019-2024.
KPK secara resmi mengumumkan penetapan tersangka kepada Hasto dalam kasus suap PAW Harun Masiku. Ketua KPK Setyo Budiyanto menjabarkan peran krusial Hasto dalam skandal suap tersebut.
"Perbuatan Saudara HK (Hasto Kristiyanto) bersama-sama Saudara HM (Harun Masiku) dan kawan-kawan dalam memberikan suap kepada Wahyu Setiawan dan Agus Setiani. Yang pertama, HK menempatkan HM pada Dapil I Sumsel, padahal HM berasal dari Sulawesi Selatan, tepatnya dari Toraja," kata Setyo di gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa (24/12).
Dalam proses pemilihan legislatif tahun 2019, Harun Masiku mendapatkan suara sebanyak 5.878 suara. Angka itu jauh di bawah caleg PDIP lainnya bernama Riezky Aprilia, yang mendapatkan suara 44.402. Di momen itu, Riezky seharusnya meraih kursi DPR menggantikan caleg PDIP Nazarudin Kiemas yang meninggal dunia.
Setyo mengatakan Hasto secara aktif melakukan upaya menggagalkan Riezky sebagai caleg DPR terpilih. Dia membuat sejumlah langkah agar posisi Nazarudin bisa diisi oleh Harun Masiku.
"Saudara HK secara paralel mengupayakan agar Saudari Riezky mau mengundurkan diri agar diganti dengan Saudara HM. Namun upaya tersebut ditolak oleh Saudari Riezky Aprilia," jelas Setyo.
Lihat Video KPK Resmi Umumkan Penetapan Tersangka Hasto Kristiyanto
[Gambas Video 20detik]