Program Makan Bergizi Gratis dan Anak-anak yang Tak Suka Sayur...
JAKARTA, KOMPAS.com - Program makan bergizi gratis yang dilakukan di SD Angkasa 5, Jakarta Timur, semakin membuka mata publik tentang rendahnya konsumsi sayur di Indonesia.
Sejumlah siswa penerima program makan bergizi gratis dengan menu ayam teriyaki dan sayur buncis, menunjukkan ketidaksukaan mereka terhadap sayur.
Raja (6), siswa kelas 1 SD Angkasa 5, memilih memakan bekal dari rumah karena tidak menyukai sayur buncis.
"Enggak suka, enggak pernah mencicipi ayam seperti ini dan sayur ini," kata dia.
Setelah dibujuk, Raja akhirnya mencoba ayam teriyaki, tetapi tetap tidak menyukai sayur buncis dan hanya melahap menu ayam saja.
"Enak ternyata ayamnya, tapi sayur (buncis) enggak suka aku," ujarnya.
Azam (7), siswa lainnya, juga tidak menyukai sayur buncis yang disajikan. Ia hanya memakan nasi, ayam teriyaki, dan buah pisang.
"Enggak suka, enggak enak sayurnya," kata Azam.
Sementara itu, Kikan (7) tidak menghabiskan makanannya karena sudah memakan sosis sebelum berangkat sekolah. Meski begitu, ia menyukai ayam teriyaki.
"Ayam enak, sayurnya enggak," kata dia.
Rendahnya konsumsi sayur di kalangan anak-anak ini mencerminkan pola makan masyarakat Indonesia secara umum.
Mengutip, Kompas.id, Laporan FAO 2020 menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi sayur per kapita di Indonesia hanya 43,73 kilogram per tahun.
Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Laos, yang mencatat konsumsi sayur hingga 206,89 kilogram per tahun.
Kondisi ini juga berbeda dengan negara-negara lain yang memiliki tingkat asupan sayur dan buah lebih tinggi.
Warga Tiongkok, misalnya, rata-rata mengonsumsi 377,17 kilogram sayur per tahun, sementara Dominika mencatat asupan buah mencapai 381,76 kilogram per tahun.
Upaya untuk meningkatkan konsumsi sayur di Indonesia perlu dilakukan secara serius.
Jajak pendapat Kompas pada April 2022 lalu menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia belum terbiasa memasukkan sayur dan buah dalam pola makan harian.
Program makan bergizi gratis dapat menjadi langkah awal untuk mengedukasi anak-anak tentang pentingnya konsumsi sayur demi kesehatan mereka di masa depan.