Prospek Saham Emiten Grup MAP saat Laba Masih Jeblok Terimbas Boikot
Bisnis.com, JAKARTA — Emiten ritel Grup MAP, PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) masih mencatatkan kinerja laba yang turun, bahkan emiten anak usahanya membukukan rugi per kuartal III/2024. Meskipun, saham MAPI dinilai masih prospektif.
Berdasarkan laporan keuangan, MAPI mencatatkan laba bersih yang turun 8,1% secara tahunan (year on year/YoY) menjadi Rp1,29 triliun per kuartal III/2024. Padahal, pendapatan bersih MAPI sebenarnya naik 16% YoY menjadi Rp27,6 triliun per kuartal III/2024.
Anak usaha MAPI yang merupakan pengelola jaringan kafe Starbucks, PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) bahkan membukukan rugi bersih Rp79,13 miliar hingga kuartal III/2024, berbalik dari kondisi laba bersih Rp111,44 miliar hingga kuartal III/2023.
MAPB juga mengalami penurunan penjualan sebesar 21,1% YoY menjadi Rp2,42 triliun hingga kuartal III/2024.
Meskipun, anak usaha MAPI lainnya yakni PT Map Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) berhasil mencatatkan pertumbuhan laba 8,35% yoy menjadi Rp1,1 triliun per kuartal III/2024. Laba MAPA didorong oleh pendapatan yang naik 29,58% YoY menjadi Rp12,41 triliun.
Seiring dengan kondisi keuangan yang masih mencatatkan penurunan laba, harga saham MAPI masih downtrend. Sampai sesi pertama perdagangan hari ini, Jumat (8/11/2024), saham MAPI naik 2,77% ke level Rp1.485 per saham.
Namun, saham MAPI turun 7,48% dalam sepekan perdagangan dan di zona merah, atau turun 17,04% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD). Kemudian, harga saham MAPB anjlok 26,29% YtD ke level Rp1.430 sampai perdagangan sesi pertama hari ini.
Adapun, saham MAPA turun 5,12% pada perdagangan sesi pertama hari ini ke level Rp1.020 per saham. Saham MAPA juga turun 5,99% dalam sepekan. Namun, harga saham MAPA di zona hijau, naik 24,39% YtD.
Analis Panin Sekuritas Andhika Audrey mengatakan kinerja laba MAPI memang masih jeblok, seiring dengan masih lesunya segmen food and beverages (F&B).
"Hal ini diindikasikan oleh gerakan boikot produk yang diduga terafiliasi dengan konflik geopolitik Timur Tengah yang tetap berlanjut, meskipun sedikit bergeser ke kota tier II dan III," ujarnya dalam riset pada beberapa waktu lalu.
Meski begitu, menurutnya penjualan MAPI tetap kuat ditopang oleh segmen ritel, di mana pertumbuhan penjualan berasal dari dukungan periode ‘Back to School’ pada kuartal III/2024.
Dia menilai saham MAPI masih prospektif didukung oleh pengembangan yang signifikan dari sisi omnichannel. Pertumbuhan penjualan di platform online pun signifikan mendongkrak kinerja bisnis.
Panin Sekuritas sendiri merekomendasikan buy untuk MAPI dengan target harga Rp1.900 per saham.
"Walaupun segmen F&B tetap tertekan akibat aksi boikot massal yang berpotensi menjadi gerakan organik, namun kami memiliki keyakinan kuat akan segmen retail yang terus bertumbuh sejalan dengan target pasar perseroan yang lebih resilien," ujar Andhika.
Equity Research Analyst Ciptadana Sekuritas Alif Ihsanario dalam risetnya juga merekomendasikan buy untuk MAPI dengan target harga Rp2.200 per saham.
"Kami membenarkan valuasi premium berdasarkan keberadaan ritel domestik MAPI yang luas, jejak internasional yang berkembang, reputasi yang kuat dan kemitraan yang sukses dengan pendatang baru, serta permintaan yang kuat untuk mendukung SSSG [same store sales growth], khususnya di segmen aktif," tulis Alif dalam risetnya.
Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis menunjukan bahwa sebanyak 27 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk MAPI dan 3 sekuritas merekomendasikan hold. Target harga saham MAPI berada di level Rp1.907,83 dalam 12 bulan ke depan.
Kemudian, sembilan sekuritas merekomendasikan beli untuk MAPA. Target harga saham MAPA berada di level Rp1.128,13 dalam 12 bulan ke depan.
Meskipun kinerja bisnis mendapatkan tekanan pada tahun ini, Grup MAP berupaya melancarkan strategi pertumbuhan. MAPI, misalnya, masih tetap gencar ekspansi.
VP Investor Relations, Corporate Communications, dan Sustainability MAP Group Ratih D. Gianda mengatakan meskipun mencatatkan kinerja penurunan laba, perseroan akan tetap berekspansi secara hati-hati.
“Di tengah situasi eksternal yang tidak pasti, kami tetap fokus mempertahankan momentum pertumbuhan pada kuartal terakhir tahun ini," ujarnya dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.
MAPI sendiri mencatatkan penambahan ekspansif jumlah gerai ritelnya. Dalam keterangan tertulis, per Desember 2023, MAPI mengoperasikan lebih dari 2.800 gerai ritel di lebih dari 80 kota di Indonesia. Kemduian, per akhir September 2024, MAPI mengoperasikan lebih dari 3.463 gerai ritel di lebih dari 80 kota di Indonesia.
Grup MAP juga mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp2 triliun sepanjang 2024.
Sebelumnya, Wakil Presiden Direktur MAPI Virendra Prakash Sharma juga mengatakan perusahaan akan meningkatkan belanja konsumen, baik melalui toko daring maupun luring, mempercepat penjualan merek regional dengan mengelola serta memasarkan merek-merek besar di pasar Asia Tenggara (Asean).
Langkah selanjutnya adalah mendorong transformasi digital dan teknologi, serta melakukan akuisisi ataupun menjalin sejumah kemitraan strategis. Seluruh upaya tersebut diharapkan mampu mengerek kinerja MAP hingga akhir tahun.