Proyeksi Politik di Balik Mesranya Ahok dan Anies
Bukan kali pertama bertemu muka, namun perjumpaan dua Mantan Gubernur DKI Jakarta kali ini dilihat berbeda. Dalam kesempatannya usai menghadiri acara Bentang Harapan JakASA di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (31/12) lalu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan jika dirinya membuka kesempatan untuk bertemu kembali dengan Anies Baswedan.
Seperti ditulis detikNews, keduanya masih malu-malu mengungkapkan waktu serta agenda pertemuan tersebut. Saat itu, ahok hanya memberikan sebuah petunjuk jika bulan depan aka nada sebuah kejutan yang ingin mereka berikan.
"Bulan depan, tunggu aja," ucap Ahok sambil mendekat ke arah Anies.
"Tunggu, tunggu tanggal mainnya. Nanti dong, kan sudah dibilang tunggu. Kalau tunggu ya harus tunggu dong kita," timpal Anies, dikutip dari detikNews, Rabu (1/1/2025).
Mundur sedikit ke belakang, keakraban mereka muncul tatkala memiliki kepentingan yang sama saat Pilkada Jakarta berlangsung. Kala itu, mereka memilih untuk memberikan dukungan kepada pasangan 03 Pramono Anung-Rano Karno. Ahok sudah jelas memberikan dukungan karena dirinya juga tergabung sebagai anggota PDIP. Sementara itu, Anies terlihat lebih sreg untuk mendukung Pramono-Rano dari pada berdiri di belakang Ridwan Kamil-Suswono yang didukung oleh PKS.
Kesamaan kepentingan inilah yang membuat keduanya secara tidak langsung berada di kubu yang sama. Faktor inilah yang disebut oleh Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno membuat hubungan dua orang yang dulunya rival di Pilgub Jakarta Jakarta 2017 menjadi hangat.
"Jadi ketika Anies dan Ahok menunjukkan kemesraannya dalam satu momen itu kan mengindikasikan seolah-olah persaingan mereka di Pilkada 2017 yang sangat brutal itu nyaris tidak pernah terjadi, seakan-akan keduanya melupakan peristiwa politik yang sangat brutal," kata Adi kepada wartawan, Rabu (1/1/2025).
Lebih dalam lagi, Adi menyebut jika keduanya memiliki ‘musuh’ yang sama, yaitu Jokowi. Ini menjadi faktor tambahan bagaimana keduanya menjadi lebih mesra dari hari ke hari.
"Karena waktu Pilpres 2024 Jokowi mendukung Prabowo-Gibran, Anies dengan kubu perubahan dan kemudian Ahok mendukung Ganjar jadi titik temu bahwa Jokowi adalah musuh bersama sepertinya yang kemudian membuat kenapa sosok ini mesra," kata Adi Prayitno.
Hingga saat ini, masih belum ada petunjuk tambahan terkait kolaborasi yang akan terjadi antara Ahok dan Anies. Namun, sejumlah pihak berharap jika keakraban keduanya dapat memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Apalagi, mereka berdua sama-sama pernah duduk di kursi gubernur Jakarta. Setidaknya, warga bekas ibu kota negara ini bisa memetik sejumlah manfaat jika keduanya semakin rapat.
Hal senada juga diungkapkan oleh Juru Bicara PDIP, Chico Hakim. Meski mengaku belum tahu tentang manuver yang tengah ramai diperbincangkan, ia meminta masyarakat untuk menyambut positif dinamika ini.
"Apalagi khusus untuk Jakarta, semoga kedua mantan gubernur ini terus memberi masukan untuk pembangunan Jakarta ke depan, dan aktif membantu mas Pram dan Bang Doel secara informal untuk wujudkan kota global yang sejahtera dan berkeadilan," ucap Chico, dikutip dari detikNews, Kamis (2/1).
Lalu apakah pertemuan dua kutub DKI ini adalah sinyal awal di 2029? Ataukah kejutan ini hanya bentuk kelakar politik belaka? Ikuti ulasannya dalam Editorial Review bersama Wakil Redaktur Pelaksana detikNews.
Beralih ke wilayah Jawa Timur, detikSore kali ini akan mengulas peristiwa Tindak Pidana Penjualan Orang (TPPO) yang terjadi di Bojonegoro. Mengutip detikJatim, Polisi setempat telah menangkap terduga pelaku TPPO bernama Hafidz Maskur. Warga Kecamatan Balen, Bojonegoro tersebut diduga telah menjalankan aksinya selama bertahun-tahun.
Dari hasil menjalankan aksinya selama 5 tahun, ia diketahui meraup omzet hingga Rp 800 juta. Adapun korbannya telah dikirim secara illegal ke sejumlah negara sebagai pekerja migran. Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana modus serta jumlah korban, ikuti laporan langsung Jurnalis detikJatim selengkapnya dalam Indonesia Detik Ini. Sementara itu untuk menutup edisi Kamis (2/1/2025) kali ini, detikSore akan membahas lebih dalam tentang wacana libur sekolah selama bulan puasa mendatang. diketahui, pembahasan ini muncul langsung dari Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar. Ia mengatakan pondok pesantren akan libur selama Ramadan. Namun hal serupa kemungkinan berlaku untuk sekolah negeri maupun swasta di bawah Kementerian Agama. Mungkinkah hal ini kembali dilakukan seperti masa kepemimpinan Presiden Gusdur? Ikuti diskusinya dalam Sunsetalk jelang matahari terbenam nanti.
Ikuti terus ulasan mendalam berita-berita hangat detikcom dalam sehari yang disiarkan secara langsung langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 15.30-18.00 WIB, di 20.detik.com dan TikTok detikcom. Jangan ketinggalan untuk mengikuti analisis pergerakan pasar saham jelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.
"Detik Sore, Nggak Cuma Hore-hore!"
Lihat juga video Kemesraan Anies-Ahok dan Kejutan di 2025
[Gambas Video 20detik]