Psikolog Sebut Remaja Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Anak Cerdas
JAKARTA, KOMPAS.com - MAS (14), remaja pembunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, disebut sebagai sosok yang cerdas.
Hal itu diungkap oleh Psikolog Anak dan Remaja, Novita Tandry, setelah berbicara dengan beberapa teman MAS dan menganalisis gambar yang pernah dibuat remaja laki-laki tersebut.
"Anak ini, yang saya gali dari teman-temannya, memang dari kecil menonjol banget di matematika. Di SMA kelas 1, fisika dia juga pintar," kata Novita saat dihubungi, Senin (9/12/2024).
"Dan kalau lihat dari gambar, animasi, karikaturnya, yang saya lihat, itu bisa dibilang anaknya memang cerdas," ujarnya.
Novita mengatakan, berdasar analisis gambar yang pernah dibuat oleh MAS, remaja itu tak tampak mengalami tekanan dalam pembelajaran akademik.
Sehingga, menurut dia, dugaan adanya tekanan akademik dari orangtua terhadap MAS kurang relevan lantaran remaja itu mampu mengikuti pembelajaran.
"Lalu lihat dari corak-coretan dia, itu dia menggambarkan karikatur dan animasinya, itu dengan rumus matematika. Jadi kalau ditanya, bilang tekanan, dorongan, tuntutan untuk belajar, dia sendiri menikmati," tambah Novita.
Novita juga bilang, MAS selalu masuk peringkat 10 besar di sekolah. Meski demikian, memasuki bangku kelas satu SMA, nilainya cenderung turun.
"Kalau menurut saya, pressure dari akademik yang saat ini dia sedang turun, gangguan daripada tidur, tidak bergeraknya (fisik). Jadi balik lagi, kesehatan mental dan kesehatan fisik saling berkorelasi secara erat," tambah dia.
Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69) di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
Bukan hanya ayah dan nenek, MAS juga berupaya membunuh ibundanya, AP (40), menggunakan sebilah pisau yang dia ambil dari dapur rumah.
Pisau itu sudah lebih dulu MAS gunakan untuk menghabisi nyawa APW dan RM.
Dengan kondisi bersimbah darah akibat luka tusuk, AP berhasil selamat setelah melompat dari pagar rumah demi menghindari kejaran anak kandungnya.
Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati.
Sementara RM dan APW, sudah terkapar di lantai dasar rumah dua lantai itu.
Usai pembunuhan ini, MAS meninggalkan rumah dengan berjalan cepat. Dia juga membuang pisau di tengah perjalanan.
Seorang petugas keamanan memanggil MAS. Hanya saja, dia ketakutan hingga akhirnya lari ke arah lampu merah Karang Tengah.
Namun, upaya melarikan diri ini gagal karena MAS berhasil ditangkap oleh petugas keamanan perumahan.