Psikolog Ungkap Remaja Pembunuh Ayah-Nenek Bersikap Sopan dan Logis Saat Bicara
JAKARTA, KOMPAS.com - Novita Andry, psikolog anak, remaja, dan keluarga yang sempat mendampingi MAS (14), pelaku pembunuhan ayah dan neneknya di Lebak Bulus, menyebut pelaku memiliki sikap normal selayaknya anak pada umumnya.
Novita mengatakan, dirinya sebagai psikolog tidak menemukan hal-hal yang janggal dari obrolannya dengan MAS beberapa waktu silam.
Akan tetapi, Novita belum dapat mengambil kesimpulan mengenai faktor MAS tega menikam ayah, ibu, dan anaknya, Sabtu (30/11/2024) dinihari.
"Untuk sementara. Di saat itu gitu (normal) ya, tapi ini kan kalau kita bicara untuk mendalami lebih dalam, kita bicara perricide, tindakan pembunuhan anak pada salah satu atau kedua orang tuanya, ini faktornya kan banyak, faktor kombinasinya banyak," kata Novita saat dihubungi, Senin (9/12/2024).
Novita mengatakan, simpulan sementara dia tarik berdasarkan pada gerak-gerik MAS ketika bertemu dirinya.
Misalnya, MAS yang dapat mengikuti alur komunikasi dalam berbicara dengan dirinya. MAS juga disebut logis ketika berbincang dengan Novita.
"Kalau saya ngelihat dalam arti baik secara fisik, di saat itu dia cukup baik secara fisik, secara psikologis juga cukup baik, bicara manner, sopan santun, etikanya ada, dan bertanya menjawab pertanyaan, nyambung. Jadi enggak ke mana-mana gitu loh, jadi nanya apa jawabnya apa, logikanya jalan," tambah dia.
Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69) di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
Bukan hanya ayah dan nenek, MAS juga berupaya membunuh ibundanya, AP (40), menggunakan sebilah pisau yang dia ambil dari dapur rumah.
Pisau itu sudah lebih dulu MAS gunakan untuk menghabisi nyawa APW dan RM.
Dengan kondisi bersimbah darah akibat luka tusuk, AP berhasil selamat setelah melompat dari pagar rumah demi menghindari kejaran anak kandungnya.
Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati.
Sementara RM dan APW, sudah terkapar di lantai dasar rumah dua lantai itu.
Usai pembunuhan ini, MAS meninggalkan rumah dengan berjalan cepat. Dia juga membuang pisau di tengah perjalanan.
Seorang petugas keamanan memanggil MAS. Hanya saja, dia ketakutan hingga akhirnya lari ke arah lampu merah Karang Tengah.
Namun, upaya melarikan diri ini gagal karena MAS berhasil ditangkap oleh petugas keamanan perumahan.