PSIS Semarang Vs Persis Solo: Suporter Boikot Pertandingan
SEMARANG, KOMPAS.com - Pertandingan Derby Jawa Tengah antara PSIS Semarang vs Persis Solo yang dijadwalkan berlangsung di Stadion Jatidiri Semarang pada Senin (20/1/2025) malam ini.
PSIS sebagai tuan rumah terancam kehilangan dukungan dari suporter fanatiknya karena aksi boikot yang dilakukan oleh Panser Biru.
Mereka menyerukan agar anggotanya tidak hadir di stadion. Boikot ini merupakan bentuk protes terhadap manajemen PSIS.
Melalui akun Instagram resmi mereka, @panserbiru2001, Panser Biru mengeluarkan pengumuman yang mengajak para suporter untuk tidak datang ke stadion.
"Nor derby, no problem. Mari kita bersama tetap di jalur boikot sampai tuntutan dari kita direspon oleh manajemen," tulis pernyataan tersebut pada Minggu (19/1/2025).
Plt Ketua Umum Panser Biru, Kepareng alias Wareng, menegaskan bahwa aksi boikot ini bertujuan untuk mendesak Yoyok Sukawi, pemilik saham mayoritas PSIS, agar melepas kepemilikannya.
"Aksi boikot kami sampai minimal YS (Yoyok Sukawi) menjual saham mayoritas," ujar Wareng melalui pesan singkat pada Senin.
Selain boikot, Panser Biru juga berencana menggelar aksi demonstrasi di depan Stadion Jatidiri sebagai ungkapan kekecewaan terhadap manajemen yang dinilai tidak serius dalam mengelola klub kebanggaan warga Semarang.
"Iya, ada aksi di depan stadion," kata dia.
Di sisi lain, panitia pelaksana pertandingan (panpel) PSIS Semarang berusaha menciptakan suasana kondusif dengan menerapkan aturan baru terkait tanggung jawab pemilik tiket.
Ketua Panpel PSIS, Agung Buwono, menjelaskan bahwa pemilik tiket akan bertanggung jawab atas setiap tindakan mereka selama pertandingan berlangsung.
Larangan keras diberlakukan untuk membawa flare, senjata tajam, petasan, serta tindakan kekerasan dan rasisme.
"Pelanggaran apa pun akan dikenai sanksi berupa denda sesuai aturan. Harapan kami, pertandingan berjalan lancar, aman, dan nyaman untuk ditonton," ujar Agung.
Dengan adanya boikot ini, pertandingan PSIS Semarang melawan Persis Solo dipastikan akan berlangsung dalam suasana yang berbeda, tanpa dukungan penuh dari suporter setia mereka.