PT MEG Klarifikasi Penyerangan ke Rempang, Tuduh Warga Lakukan Kekerasan pada Pekerja

PT MEG Klarifikasi Penyerangan ke Rempang, Tuduh Warga Lakukan Kekerasan pada Pekerja

BATAM, KOMPAS.com– PT Makmur Elok Graha (MEG) membantah tuduhan penyerangan terhadap dua posko warga di Kampung Tua Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (18/12/2024) dini hari.

Perusahaan menyebut kedatangan puluhan orang ke lokasi bertujuan menyelamatkan salah satu pekerja yang ditahan warga selama empat jam.

Koordinator lapangan keamanan Rempang Eco-City, Angga, mengonfirmasi lebih dari 30 orang dikerahkan untuk misi evakuasi tersebut.

Langkah ini dilakukan setelah mediasi yang diupayakan Kepolisian gagal mencapai kesepakatan.

“Saya tidak ingat jumlah pastinya, tetapi di atas 30 orang,” ujar Angga di Kantor PT MEG, Pulau Galang Baru, Rabu (18/12/2024).

Klarifikasi PT MEG soal Kronologi Kejadia

Menurut pihak perusahaan, insiden bermula ketika sejumlah pekerja mereka melakukan patroli di kawasan Sembulang Hulu, Selasa (17/12/2024) malam.

Saat itu, salah satu pekerja berinisial R diduga menjadi korban pengeroyokan oleh kelompok warga bersenjata tajam.

Situasi kacau memaksa para pekerja berpencar untuk menyelamatkan diri. Namun, R tertangkap dan diduga mengalami pengeroyokan berat hingga luka parah.

Aparat Polri dan TNI yang tiba di lokasi mencoba menenangkan situasi dan mengevakuasi R dari posko warga di Sembulang Hulu.

Evakuasi baru dapat dilakukan sekitar pukul 00.15 WIB, Rabu (18/12/2024), dengan upaya paksa.

“R dalam kondisi tidak sadarkan diri saat berhasil dievakuasi. Dia langsung dilarikan ke RS Bunda Halimah untuk perawatan intensif,” jelas Angga.

Tuntutan PT MEG kepada Pemerintah

Perusahaan menyatakan keprihatinan mendalam atas insiden ini dan mendesak pemerintah serta Aparat Penegak Hukum untuk bertindak tegas menjamin keamanan di wilayah Rempang.

“Tindakan kekerasan dan penyekapan ini adalah pelanggaran berat terhadap hukum. Kami mendesak pemerintah segera mengusut tuntas kasus ini,” tegas Rio Sibarani, perwakilan tim hukum MEG.

Rio juga menekankan pentingnya koordinasi antara pemerintah, aparat keamanan, dan pemangku kepentingan untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

“Keamanan dan kenyamanan semua pihak harus menjadi prioritas agar kegiatan di wilayah ini dapat berjalan lancar,” ujarnya.

Sumber