Puan Maharani Soroti Kelaparan Global di Forum Parlemen G20 Brasil 2024
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR RI Puan Maharani mengungkapkan keprihatinannya mengenai isu kelaparan yang semakin parah akibat konflik global saat menghadiri G20 Parliamentary Speaker’s Summit (P20) ke-10 di Brasil.
Dalam forum yang dihadiri oleh pimpinan parlemen negara-negara G20, Puan ditunjuk sebagai pembicara pertama pada sesi bertajuk ‘Kontribusi Parlemen Terhadap Perang Melawan Kelaparan, Kemiskinan dan Ketimpangan'.
"Saya ingin menyampaikan apresiasi saya kepada Presiden Kamar Deputi dan Presiden Senat Federal Brasil yang menjadi tuan rumah KTT Pembicara P20 tahun 2024 di Kota Brasilia yang dinamis dan untuk keramahtamahan yang diberikan kepada saya dan delegasi DPR RI," ujar Puan dalam keterangan resmi yang dirilis pada Jumat (8/11/2024).
Puan menekankan, dunia saat ini tengah menghadapi berbagai krisis yang mengganggu kehidupan masyarakat.
Krisis tersebut meliputi pandemi Covid-19, ketidakstabilan ekonomi, perubahan iklim, serta perang dan konflik
"Kita hidup di zaman ketegangan geopolitik, perang dan konflik yang sedang meningkat. Mungkin ini masa yang paling berbahaya sejak Perang Dunia ke-2. Singkatnya, dunia sedang menghadapi badai secara bersamaan," kata Puan.
Dia juga mencatat bahwa meningkatnya ketegangan geopolitik dan persaingan antar negara telah mengalihkan perhatian dari masyarakat miskin.
Puan menyebutkan bahwa pengeluaran militer global mencapai 2,4 triliun dollar AS pada 2023, yang setara dengan 2,3 persen dari PDB global.
Sementara itu, bantuan pembangunan resmi (ODA) pada periode yang sama hanya berjumlah 223,7 miliar dollar AS, kurang dari 10 persen dari belanja militer global.
"Meskipun kita tahu bahwa komunitas internasional mengalami kesulitan untuk mengalokasikan anggaran untuk pendanaan iklim dan membangun sekolah, fasilitas kesehatan, dan kebutuhan pembangunan lainnya untuk negara-negara berkembang," jelasnya.
Puan berharap agar dunia dapat mengalokasikan 50 persen dari belanja militer global, sekitar 1,2 triliun dollar AS setiap tahun hingga tahun 2030, untuk membantu masyarakat miskin.
Menurutnya, hal ini akan membawa dampak signifikan.
“Kita akan memiliki dunia yang berbeda, di mana agenda dunia bebas dari kemiskinan dan kelaparan dapat tercapai pada tahun 2030,” tegasnya.
Puan juga menekankan pentingnya P20 untuk memperbarui komitmen politik dalam mengalokasikan anggaran di setiap negara demi menciptakan dunia yang lebih damai dan sejahtera.
"Kita semua adalah pemimpin politik di negara kita yang dapat membuat perbedaan. Kita dapat mempengaruhi pemerintah di negara kita masing-masing, termasuk mempengaruhi penyelesaian perselisihan dan perbedaan kita dengan cara damai," paparnya.
Sebagai negara-negara dengan perekonomian terdepan, Puan menegaskan bahwa G20 harus mampu mengambil tindakan berani dan memberikan contoh dalam memperbaiki fokus dan prioritas dunia.
Dia menambahkan bahwa berbagai krisis global saat ini menuntut perhatian bersama.
"Oleh karena itu, terserah pada kita apakah kita ingin berdamai agar kita bisa mengentaskan kemiskinan, melawan kelaparan, dan menyelesaikan kesenjangan," tegas Puan.
P20 ke-10 diselenggarakan di National Congress of Brazil, atau Kantor Parlemen Brasil, di ibukota Brasilia.
Rangkaian acara P20 dimulai pada 6 November 2024 dengan Brasil sebagai pemegang presidensi P20 tahun ini, mengangkat tema ‘Parlemen untuk Dunia yang Adil dan Planet yang Berkelanjutan’.
Puan hadir didampingi oleh Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) Irine Yusiana Roba Putri, Wakil Ketua Komisi XII DPR Dony Maryadi, dan Anggota Komisi III DPR Gilang Dhielafararez, yang mengikuti tiga sesi pertemuan dalam P20.