Puluhan Hewan di Semarang Positif PMK, Begini Ciri-cirinya
SEMARANG, KOMPAS.com - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kota Semarang, Jawa Tengah bertambah menjadi 26 sapi dan 2 di antaranya mati.
Sub Koordinator Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner dari Dinas Pertanian (Dispertan) Kota Semarang, Irene Siahaan menjelaskan bahwa hewan yang terjangkit PMK menunjukkan sejumlah gejala.
"Gejalanya ada yang bentol-bentol, diare, dan ngorok. Jadi prioritasnya kalau di Semarang tiga itu," ungkap Irene saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Rabu (8/1/2025).
Dalam upaya mengantisipasi penyebaran lebih lanjut dari wabah PMK, Pemerintah Kota Semarang berencana untuk mendistribusikan sekitar 100 vaksin PMK.
"Nanti kita akan mendapatkan vaksin dari pemerintah pusat," kata dia.
Irene juga menambahkan bahwa sebagian besar peternak di Kota Semarang sudah memahami tentang PMK.
Beberapa di antaranya bahkan telah melakukan pengobatan secara mandiri.
"Melalui jamu-jamu ada peternak," ungkapnya.
UNSPLASH/ALEX BAKER Ilustrasi sapi.
Berdasarkan informasi terbaru, daerah dengan kasus PMK terbanyak adalah Banyumanik, yang mencatatkan 23 kasus aktif dan dua kematian.
Sementara itu, Mijen tercatat memiliki satu kasus aktif.
Pihaknya mengeklaim telah melakukan langkah cepat untuk menangani situasi ini, termasuk pengobatan bagi ternak yang sakit serta memberikan edukasi kepada peternak.
"Komunikasi informasi edukasi ke peternak tentang gejala PMK, bio security, dan pemisahan hewan ternak," jelasnya.
Irene mengimbau kepada para peternak untuk tidak memasukkan ternak baru ke dalam kandang mereka, kecuali dilengkapi dengan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal yang ditandatangani oleh dinas setempat.
"Dan mencantumkan bahwa ternak sudah divaksin PMK," tambahnya.