Puluhan Siswa SD Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis, BGN: Ini Jadi Bahan Evaluasi

Puluhan Siswa SD Keracunan Usai Santap Makan Bergizi Gratis, BGN: Ini Jadi Bahan Evaluasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Usai insiden keracunan 40 orang penerima manfaat makan bergizi gratis di Sekolah Dasar (SD) Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memastikan insiden itu tidak akan terjadi lagi.

"Ini menjadi bahan evaluasi agar lebih berhati-hati dalan mengolah makanan," kata Danan kepada Kompas.com, Kamis (16/1/2025) malam.

Ke depannya, Dadan berjanji akan menerapkan standar tinggi dalam pengolahan makanan agar hal serupa tak terulang lagi.

"Standar tinggi tetap harus menjadi acuan," ujarnya.

Adapun keracunan terjadi pada 40 siswa yang memakan ayam marinasi dalam menu makan bergizi gratis.

Namun, siswa yang keracunan tersebut sudah diobati dan kembali ceria. Bahkan, menu ayam marinasi tersebut sudah diganti dengan menu lainnya.

"40 orang makan ayam yang dimarinasi. Setelah tahu ada yang mual, semua ayam ditarik dan diganti telur," kata Dadan.

"Yang mual-mual ditangani petugas dan diobati dan sudah ceria kembali," ujarnya lagi.

Dadan mengungkapkan, peristiwa keracunan itu bisa saja terjadi lantaran adanya ketidaksesuaian dalam teknis pengolahan menu.

Kendati demikian, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bekerja cepat dengan langsung menarik menu tersebut.

Dengan demikian, penerima manfaat lainnya tidak mengalami hal serupa seperti 40 siswa sebelumnya.

"(Karena) Teknis pengolahan. Tapi menu ayam krispi itu ditarik untuk yang lain dan diganti telur rebus. Dan yang lain tidak mengalami seperti 40 orang," kata Dadan.

Sebelumnya, 40 siswa di Sekolah Dasar (SD) Negeri Dukuh 03, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah mengalami mual, muntah, dan pusing setelah mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis, 16 Januari 2025.

Mereka diduga mengalami keracunan akibat program makan bergizi gratis. Kepala Puskesmas Sukoharjo Kota, Kunari Mahanani mengonfirmasi kejadian itu. Tetapi, para siswa tidak sampai dirujuk ke rumah sakit.

"Sudah kita tangani, obati, kita observasi hasilnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Kunari.

Sumber