Puluhan Ton Ikan Bawal di Keramba Jala Apung Banjarmasin Mati Mendadak, Apa yang Terjadi?
BANJARMASIN, KOMPAS.com - Puluhan ton ikan bawal di keramba jala apung di Benua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) mengalami kematian mendadak.
Kematian ikan ini dilaporkan terjadi sejak Jumat (13/12/2024) dan terus berlanjut hingga saat ini.
Salah satu pemilik keramba, Salamiah mengatakan, jumlah ikan bawal miliknya yang mati diperkirakan sudah mencapai 1 ton.
"Tidak bisa memperkirakan berapa banyak yang sudah mati, tapi yang ada sekitar 1 ton sudah jenis ikan bawal,” ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (15/12/2024).
Untuk menghindari bau busuk, Salamiah segera mengangkat bangkai ikan dari dalam keramba. Bangkai tersebut kemudian dijual untuk dijadikan pakan.
"Terpaksa dijual untuk pakan atau umpan," jelasnya.
Ia juga memperkirakan kerugian yang dialaminya mencapai Rp 60 juta.
Kematian mendadak ikan bawal tidak hanya dialami oleh Salamiah, tetapi juga oleh pemilik keramba lainnya.
Jika ditotal, terdapat sekitar 40 ton ikan bawal yang mati dengan kerugian mencapai Rp 800 juta.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Perikanan Kota Banjarmasin, Roslina, menyatakan bahwa para pemilik keramba terlambat menyadari perubahan kondisi air di sekitar keramba.
Menurutnya, masa kritis air dapat diketahui dengan memperhatikan perubahan warna air dan menurunnya nafsu makan ikan.
"Karena masa kritis air di seputaran perairan ini sebenarnya sudah lewat, dan tidak ada tanda-tanda,” kata Roslina.
Menyikapi kejadian ini, Roslina menyarankan agar sisa ikan yang masih hidup segera dipanen untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
"Kami akan membantu petambak agar segera memanen ikan mereka karena kondisi ini belum diketahui kapan akan membaik,” pungkasnya.