Radius Bahaya Erupsi Gunung Lewotobi Diperluas, Warga 11 Desa Diminta Mengungsi

Radius Bahaya Erupsi Gunung Lewotobi Diperluas, Warga 11 Desa Diminta Mengungsi

FLORES TIMUR, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyatakan desa-desa di lereng gunung Lewotobi Laki-laki yang berada dalam radius bahaya wajib dikosongkan.

Desa-desa tersebut seperti Klatanlo, Hokeng Jaya, Dulipali, Boru, Boru Kedang, Nawokote, Hewa, Nobo, Nurabelen, Pululera, dan Lewotobi.

“Desa-desa berada di Kecamatan Wulanggitang dan Ilebura yang masuk dalam radius bahaya erupsi,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Flores Timur, Hironimus Lamawuran saat dihubungi, Sabtu (9/11/2024).

Hironimus mengungkapkan, berdasarkan rilis terbaru dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral disebutkan bahwa radius bahaya untuk sektoral barat daya, dan barat laut ditambah hingga 9 kilometer dari sebelumnya 8 kilometer.

Berdasarkan rekomendasi tersebut pemerintah memutuskan bahwa warga yang berada di wilayah dalam zona merah erupsi diarahkan untuk segera mengungsi.

Mereka akan ditempatkan di sejumlah lokasi pengungsian yang disiapkan pemerintah.

“Kita liat dari perkembangan erupsinya. Pada prinsipnya desa-desa yang berada di zona merah harus dievakuasi,” tandasnya.

Sebelumnya, Badan Geologi melaporkan berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental pada periode 7-8 November 2024, menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas vulkanik yang signifikan.

Sehingga tingkat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki tetap pada level IV awas dengan perubahan zona rekomendasi pada sektoral barat daya dan barat laut dari sebelumnya 8 kilometer menjadi 9 kilometer.

Warga sekitar diimbau agar tenang dan mengikuti arahan pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.

Waspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Masyarakat yang terdampak hujan abu diharapkan memakai masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.

Sumber