Ragam Reaksi Leasing saat Ditawari Garap Bisnis KPR oleh Regulator
Bisnis.com, JAKARTA – Program Presiden Prabowo untuk melakukan pembangunan tiga juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tahun ini disebut-sebut menjadi pasar potensial sebagai alternatif bisnis perusahaan pembiayaan atau leasing. Seperti diketahui, perusahaan leasing mengandalkan pembiayaan otomotif untuk memacu bisnis. Saat ini 70% pembiayaan dari leasing didominasi oleh pembiayaan sektor otomotif.
Perusahaan pembiayaan yang fokus di segmen otomotif PT Mandala Finance Tbk (MFIN) menanggapi peluang perluasan pembiayaan ke segmen perumahan.
Managing Director MFIN Christel Lasmana menjelaskan hingga saat ini pihaknya masih fokus pada pembiayaan konsumen, terutama pembiayaan kendaraan roda dua, roda empat, dan pembiayaan multiguna untuk berbagai kebutuhan, salah satunya sebagai modal kerja sektor produktif UMKM.
"Meski saat ini kami belum melayani pembiayaan di sektor hunian, dengan melihat dan menggunakan kesempatan yang ada, ke depannya layanan Mandala juga akan berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat dan segmentasi pasar yang terus tumbuh," kata Christel kepada Bisnis, Selasa (14/1/2025).
Mandala Finance, kata dia, melihat peluang pembiayaan di sektor perumahan sebagai segmen yang potensial untuk diversifikasi portofolio pembiayaan. Namun, Christel mengatakan Mandala akan melakukan kajian menyeluruh terkait risiko dan prospek bisnis sebelum memperluas layanan pembiayaan di sektor ini.
Perusahaan multifinance lainnya yang portofolionya didominasi oleh pembiayaan otomotif adalah PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF). Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman menjelaskan untuk saat ini fokus pembiayaan CNAF masih meliputi kendaraan baru, bekas, dan juga multiguna.
"Ke depannya, tidak tertutup kemungkinan bagi CNAF untuk mengembangkan produk pembiayaan baru di kemudian hari," kata Ristiawan.
Ristiawan mengakui bahwa 2025 menjadi tahun yang cukup menantang bagi industri otomotif, yang juga akan berdampak bagi CNAF. Meski begitu, Ristiawan tetap optimis penyaluran pembiayaan kendaraan masih dapat terus tumbuh di tahun ini.
Di sisi lain, Ristiawan mengatakan CNAF juga tetap beradaptasi dengan situasi pasar otomotif yang menantang di tahun ini melalui diversifikasi produk. Namun, opsi pembiayaan perumahan belum disebutkan oleh Ristiawan.
"Seperti pembiayaan dana tunai/refinancing yang dapat dimaksimalkan sebagai mitigasi bagi industri pembiayaan, dan juga pembiayaan emas/bullion di mana secara potensi pasar masih terbuka luas untuk dapat dijajaki," ujarnya.
Perusahaan multifinance lainnya, PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN), menilai skema pembiayaan sektor perumahan belum sesuai dengan skema pembiayaan multifinance. Corporate Communication BFIN, Dian Fahmi, mengatakan pembiayaan perumahan mungkin akan menarik bagi multifinance ketika pemerintah menyediakan insentif.
"Program tiga juta rumah ini merupakan program subsidi rumah baru yang bersifat jangka panjang. Dengan model bisnis BFI Finance yang jangka waktu pembiayaannya bersifat short- and medium-term, sepertinya belum di ranah perusahaan pembiayaan. Apabila terdapat insentif dari pemerintah, BFI Finance akan siap mendukung," ujar Dian.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, mengatakan sektor perumahan dapat menjadi alternatif pasar yang potensial bagi perusahaan pembiayaan ketika sektor otomotif sedang tertekan saat ini.
"Dengan adanya program pemerintah pembangunan tiga juta rumah, tentu saja akan memberikan peluang yang besar bagi industri perusahaan pembiayaan untuk menopang yang selama ini fokusnya lebih banyak ke sektor otomotif. Jadi sekarang ada alternatif baru yang juga jauh lebih potensial," kata Agusman.