Ragukan Hasil Survei, Dharma Pongrekun: Kami Memang Dianaktirikan

Ragukan Hasil Survei, Dharma Pongrekun: Kami Memang Dianaktirikan

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun, meragukan hasil survei yang dikeluarkan oleh sejumlah lembaga survei.

Menurut Dharma, dia merasa dianaktirikan oleh lembaga survei yang menempatkan paslon Dharma-Kun di posisi rendah.

"Kami memang dianaktirikan, karena apa? Kami tidak punya kekuatan untuk mempengaruhi lembaga survei untuk menaikkan angka yang ditulisnya, karena ini angka kan hanya dituliskan," kata Dharma Pongrekun di Gang Saimih, RT 02/06, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (5/11/2024).

Dharma menilai bahwa survei yang dilakukan oleh sejumlah lembaga tidak dilakukan secara terbuka kepada masyarakat.

"Tetapi sampel yang disurvei tidak dibuka, kemudian pertanyaan-pertanyaannya juga tidak dibuka, tidak mengerti. Terus si pendananya, pendanaannya juga tidak dibuka. Jadi biarlah mereka melakukan, ini kan semacam penggiringan opini," ungkapnya.

Meski demikian, Dharma meyakinkan rakyat Jakarta bahwa mereka sudah cerdas dalam melihat hasil survei dari sejumlah lembaga.

"Karena dari lembaga survei yang satu dengan yang lain, itu tergantung siapa yang ada di belakang. Kita bisa melihat, makanya kan mereka ada yang kena kode etik," ucapnya.

Sebelumnya, diketahui bahwa elektabilitas pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, bersaing ketat dengan paslon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, menurut hasil survei Litbang Kompas periode 20-25 Oktober 2024.

Survei tersebut menunjukkan bahwa elektabilitas Pramono-Rano berada di angka 38,3 persen, sementara Ridwan Kamil-Suswono meraih 34,6 persen.

Di sisi lain, tingkat keterpilihan pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana hanya sebesar 3,3 persen.

Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan melibatkan 800 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di Provinsi Jakarta. Dengan metode ini, tingkat kepercayaan survei mencapai 95 persen.

Survei ini dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).

Sumber