Ratusan Gerai Alfamart Tutup, Juru Parkir Ketar-ketir Kehilangan Pendapatan...

Ratusan Gerai Alfamart Tutup, Juru Parkir Ketar-ketir Kehilangan Pendapatan...

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah juru parkir (jukir) liar di beberapa gerai Alfamart merasa ketar-ketir usai mengetahui kabar ratusan gerai Alfamart di berbagai daerah tutup.

Mereka mengaku penutupan gerai Alfamart bisa berdampak besar bagi kehidupannya.

Nasrullah (48), tukang parkir yang biasa berjaga di salah satu gerai Alfamart di Kecamatan Bogor Barat, mengaku khawatir kehilangan pendapatannya apabila tempat ia biasa mencari uang nantinya ditutup.

“Kalau toko Alfamart tutup, saya pasti kehilangan pendapatan. Bingung juga karena mengandalkan di sini,” keluh Nasrullah saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (16/12/2024).

Nasrullah mengaku belum mengetahui informasi mengenai penutupan ratusan gerai Alfamart. Karena itu, dirinya merasa cukup terkejut mendengar kabar tersebut.

"Baru tahu sekarang, kaget juga ya. Sebenarnya saya kuli bongkar muat, tapi kalau lagi nggak ada muatan, saya jaga parkir di Alfamart ini,” ujar Nasrullah.

Nasrullah menjelaskan, pendapatannya sebagai tukang parkir di Alfamart sangat bergantung pada jumlah pengunjung. Di lokasi tempatnya bekerja, pendapatan hariannya bervariasi antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000.

Namun, karena gerai Alfamart yang ia jaga berada di jalur cepat, jumlah pelanggan yang datang cukup sedikit.

“Karena Alfamart di sini sepi, pendapatannya nggak terlalu besar,” kata Nasrullah.

Meski penghasilannya tidak selalu besar, uang dari menjaga parkir cukup membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah untuk dua anaknya.

“Kalau dari penghasilan parkir cukup buat makan keluarga sama dua anak saya di rumah, nambah-nambah buat mereka sekolah juga,” ujar dia.

Jika gerai Alfamart tempat dia menjadi juru parkir ditutup, Nasrullah berharap masih bisa bekerja di sekitar lokasi tersebut.

“Tetapi karena di sebelah juga ada ruko, paling parkirin motor dan mobil di situ juga,” harap dia.

Bachtiar (60), seorang jukir di salah satu gerai Alfamart daerah Depok, mengaku resah setelah mendengar kabar penutupan ratusan gerai Alfamart.

Sebagai pekerja informal yang bergantung pada pelanggan gerai tersebut, ia khawatir pendapatannya akan semakin berkurang.

"Kalau mau beneran tutup berarti ya pemasukan saya semakin berkurang," kata Bachtiar saat ditemui di Depok, Senin.

Selama tiga bulan terakhir, Bachtiar bekerja menjaga parkir di Alfamart dari pukul 12.00 hingga 16.00 WIB.

Akan tetap, pendapatannya kian menurun seiring dengan berkurangnya jumlah pelanggan.

"Ini saya mulai jaga pukul 12.00-16.00 WIB tapi Rp 30.000 belum dapat. Memang lagi susah, untung-untungan mungkin ya," ujarnya.

Bachtiar juga menjelaskan bahwa sistem parkir di tempatnya bersifat sukarela. Ia tidak memaksa pelanggan untuk membayar, terutama jika mereka hanya singgah sebentar.

Kondisi ini semakin sulit baginya karena ada tiga jukir lain yang berbagi waktu kerja di gerai tersebut.

"Kalau jaga parkir normal dari jam 08.00-16.00 WIB, mungkin bisa sekitar Rp 50.000. Tapi kan saya enggak dapat jatah di waktu itu, selalu sama (12.00-16.00 WIB)," terangnya.

Meski demikian, Bachtiar tetap optimis. Ia mengandalkan pekerjaannya sebagai sopir dadakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

"Untungnya saya ada keahlian menyetir mobil, kadang memang banyak nafkahnya di sana. Kalau benar (mau tutup), ya berarti saya enggak bisa bekerja di waktu luang saya lagi," ungkapnya.

Toro (46), jukir lainnya di salah satu gerai Alfamart daerah Depok mengatakan, ia harus mencari alternatif pekerjaan lain menyusul kabar penutupan ratusan gerai Alfamart.

Pasalnya, memarkir kendaraan di Alfamart menjadi sumber pendapatan Toro setiap hari.

“Mungkin saya beneran harus coba mulai alternatif kerjaan yang lain,” kata Toro saat berbincang dengan Kompas.com, Senin.

Toro bilang, sehari-hari ia mengantongi uang puluhan ribu rupiah dari hasil memarkir. Uang itu ia gunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

“Kalau sudah waktunya saya merasa lapar, itu saya pulang dulu ke rumah biar hemat, titip ke pegawai Alfamart dulu. Jadi uang (parkir) aman enggak kepakai,” ungkap dia.

Diberitakan sebelumnya, Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tok (Alfamart), Solihin, membenarkan bahwa ratusan gerai Alfamart telah ditutup sepanjang tahun ini.

Penutupan ini terjadi karena beberapa faktor, di antaranya biaya sewa yang semakin mahal setiap tahunnya.

"Biaya toko makin mahal kita memaklumi kalau naik tapi kalau biaya sewa naiknya tinggi dan enggak wajar ya harus ditutup," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Minggu (15/12/2024).

Faktor lainnya adalah karena banyak para pemegang waralaba atau franchise Alfamart ingin beralih usaha dengan membuka gerai lain.

Adapun Alfamart membuka sistem kerja sama franchise dengan modal mulai dari Rp 300 juta.

(Penulis Ruby Rachmadina, Dinda Aulia Ramadhanty | Editor Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Irfan Maullana, Fitria Chusna Farisa)

Sumber