Ratusan Sapi di Trenggalek Terinfeksi PMK, Disinfeksi Dilakukan di Pasar Hewan
TRENGGALEK, KOMPAS.com - Sebanyak 235 ekor sapi yang tersebar di 14 kecamatan wilayah Kabupaten Trenggalek terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).
Pemerintah Kabupaten Trenggalek melakukan disinfeksi ke semua pasar hewan serta pemberian vitamin oral, Senin (13/01/2025).
Dari angka total kasus, 24 ekor sapi dinyatakan sembuh, lima dipotong paksa, 11 dijual dengan harga jauh di bawah rata-rata, dan 185 dinyatakan dalam perawatan.
"PMK tersebar di 14 kecamatan, dengan kasus tertinggi di Kecamatan Gandusari dan Kecamatan Tugu. Dan sampai saat ini, kasus masih terus meningkat," kata Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Joko Susanto, melalui pesan singkat, Senin (13/01/2025).
Di Kabupaten Trenggalek, awal lonjakan penyakit PMK pada hewan ternak terjadi pada pertengahan bulan Desember 2024.
Jumlah kasus semakin bertambah dan meluas pada awal bulan Januari 2025.
Pada pertengahan bulan Desember 2024, sapi yang terinfeksi PMK sebanyak 79 ekor lebih.
Tiga ekor di antaranya mati, sedangkan tiga ekor sapi dipotong paksa. Kemudian, pada awal bulan Januari 2025, sebanyak 156 ekor sapi terinfeksi PMK.
Dari total jumlah tersebut, tujuh ekor sapi mati dan dua ekor dipotong paksa. "Sampai saat ini, kasusnya masih terus meningkat," ucap Joko.
Diakumulasi dalam kurun waktu selama dua bulan, sejak bulan Desember 2024 hingga Januari 2025, sebanyak 235 ekor sapi di Trenggalek terinfeksi PMK.
"Sebenarnya PMK masih tetap ada karena virus tidak akan langsung hilang begitu saja, apalagi masih banyak yang tidak mau divaksin, atau banyak sapi baru. Akan tetapi, kenaikan kasus dimulai pertengahan Desember 2024," kata Joko.
Meluasnya hewan ternak yang terkena PMK di Kabupaten Trenggalek terjadi karena beberapa faktor, di antaranya perubahan cuaca ekstrem dan banyaknya sapi baru dari luar kota ke Trenggalek.
"Wabah terjadi karena perubahan cuaca yang ekstrem, banyak sapi baru baik dari luar kota, provinsi, juga sapi yang baru lahir," ucap Joko.
Guna upaya pencegahan meluasnya wabah PMK yang menyerang hewan ternak sapi, pihak Dinas Peternakan melakukan sosialisasi kepada para peternak.
Pihaknya juga melakukan disinfeksi di semua pasar hewan secara berkala.
"Pencegahan dengan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) kepada para peternak. Pelaksanaan disinfeksi di pasar hewan, juga pemberian vitamin oral kepada peternak," ucap Joko.
Atas semakin meluasnya kasus PMK pada hewan ternak, pihak Dinas Peternakan berkoordinasi dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskomindag) untuk menutup seluruh pasar hewan di Kabupaten Trenggalek.
Rencananya, dalam waktu dekat pasar hewan akan dilakukan penutupan.
"Para peternak sudah menyadari akan wabah PMK ini. Sehingga jumlah ternak yang dijual di pasar hewan mengalami penurunan drastis. Kemungkinan akan segera ditutup. Dan penutupan pasar hewan adalah wewenangnya Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskomindag) Trenggalek," ujar Joko.