Reaksi Pramono Anung terhadap Kritik Megawati soal Anggaran Makan Bergizi Rp 10.000

Reaksi Pramono Anung terhadap Kritik Megawati soal Anggaran Makan Bergizi Rp 10.000

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta dari nomor urut 3 Pramono Anung menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut mengenai kritik Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, terkait anggaran program makan bergizi gratis yang disiapkan pemerintah, yang hanya sebesar Rp 10.000 per porsi.

Pramono, yang juga merupakan mantan Sekretaris Jenderal PDI-P, menyatakan bahwa dia akan meluncurkan program sarapan pagi gratis jika terpilih sebagai Gubernur Jakarta.

"Saya akan punya program sarapan pagi gratis," ujarnya saat ditemui di Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Sabtu (14/12/2024).

Dalam debat kedua pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta, Pramono berjanji akan menyediakan sarapan gratis bagi warga Jakarta.

"Kami akan menunjang program yang juga dilakukan oleh pemerintah pusat oleh Presiden Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis, maka kami berikan sarapan gratis di pagi hari," kata Pramono di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, pada Minggu (27/10/2024).

Pramono menekankan latar belakangnya yang sederhana, yang membuatnya memahami pentingnya sarapan gratis bagi masyarakat.

"Karena kami tahu ini sangat dibutuhkan oleh warga Jakarta," tambahnya.

Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri mendukung program makan bergizi gratis yang akan dilaksanakan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Namun, ia menyoroti anggaran yang dialokasikan, yakni Rp 10.000 per porsi.

"Katanya mau kasih makanan gratis, setuju saya, beneran. Tapi apa? Saya hitung, lah saya juga tukang masak kok," ujar Megawati dalam acara peluncuran buku "Pilpres 2024 Antara Hukum, Etika dan Pertimbangan Psikologis" pada Kamis (12/12/2024).

Megawati menilai anggaran tersebut tidak realistis mengingat harga bahan pokok yang terus meningkat.

Ia meminta Presiden Prabowo untuk menghitung kembali anggaran tersebut.

"Ibu saya orang Sumatera, Bengkulu. Jadi tradisi putri pertama harus pintar masak. Alhamdulillah. Aku hitung, Rp 10.000 toh, ye apa toh. Sekarang harga-harga naik. Eh, Mas Bowo, dengerin nih tolong deh suruh dihitung lagi," tegas Megawati.

Ketua Umum PDI-P ini menekankan bahwa kritiknya bertujuan agar program makan bergizi gratis dapat terlaksana dengan baik dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

"Jadi ya gitu, sorry ya Mas (Prabowo) saya mesti kritik. Lah saya bener kok. Saya suruh ibu-ibu hitung, Rp 10.000 dapat opo to yo? Baru ibu-ibu bilang lha yo opo, paling tempe. Lha iya bener. Saya bisa masak kok," pungkasnya.

Sumber