Rebound! Target Harga Saham GOTO Naik, Begini Analisisnya

Rebound! Target Harga Saham GOTO Naik, Begini Analisisnya

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah analis pasar modal menaikkan target harga (target price) saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) setelah saham induk Gojek dan GoTo Financial (GTF) itu mengalami pembalikkan arah atau rebound dalam beberapa waktu terakhir.

Pertimbangan mengerek naik target harga saham GOTO juga berkaitan dengan fundamental kinerja yang terus membaik dan prospek bisnis yang positif baik dari bisnis layanan berbasis permintaan atau On-Demand Service (ODS) maupun financial technology (fintech).

Sekuritas pertama yang menaikkan target harga saham GOTO yakni Maybank Kim Eng Sekuritas dalam riset terbaru yang dipublikasikan pada 29 November lalu.

Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Etta Rusdiana Putra mengerek naik target harga saham GOTO menjadi Rp105/saham dari target sebelumnya di Rp95/saham. Dengan demikian, target harga baru tersebut lebih tinggi 40% dari harga penutupan saham GOTO pada perdagangan Rabu ini (4/12) di level Rp75/saham.

“Kami menaikkan TP kami menjadi Rp105 dari Rp95 dan mempertahankan rekomendasi beli,” kata Etta dalam riset tersebut.

“Pendapatan 9M24 melebihi perkiraan kami karena segmen ODS yang lebih kuat dari yang diharapkan dan ekspansi ke bisnis pinjaman, yang memiliki tingkat penerimaan lebih tinggi daripada dompet elektronik/pembayaran,” tulis Etta.

Untuk ODS, pendapatan bersih segmen ODS Goto yang dijalankan melalui Gojek dalam 9 bulan tahun ini naik 82% year on year menjadi Rp7,9 triliun.

“[Pendapatan bersih ODS] ini mencapai 83% dari perkiraan lama kami sebesar Rp9,5 triliun. Kami berharap momentum ini akan terus berlanjut dan kami proyeksikan nilai transaksi bruto atau GTV bisnis ODS pada full year 2024 mencapai Rp62 triliun, 2025 Rp69 triliun, dan 2026 Rp74 triliun.

Untuk bisnis fintech GoTo yang dijalankan melalui GTF, Etta menilai bisnis fintech ini terutama dari bisnis pinjaman akan menjadi penggerak bisnis GOTO di masa depan. Hal ini karena bisnis pinjaman memiliki margin yang lebih tinggi, dengan perkiraan suku bunga pinjaman rata-rata sebesar 4% dibandingkan tingkat rate-rate (biaya layanan) pembayaran sekitar 0,5%. 

“Kami memperkirakan buku pinjaman (lending book) rata-rata bisa mencapai sebesar Rp7,4 triliun pada full year 2025 dan Rp8,3 triliun di full year 2026, dengan asumsi yield (imbal hasil) rata-rata sebesar 4,0% di 2025 dan 2026. Kami menilai GTF merupakan bisnis yang menguntungkan, dan memproyeksikan laba operasi sebesar Rp311 miliar di 2025 dan estimasi Rp551 miliar di 2026.”

Sebelumnya saham GOTO terkoreksi di pekan terakhir November 2024, tapi mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham GOTO akhirnya rebound di awal Desember 2024 dengan menguat 7,14% dan ditutup di Rp75 per saham pada Selasa (3/12).

Meskipun ditutup stagnan di harga Rp75 per saham pada perdagangan Rabu (4/12), tetapi harga saham GOTO semakin mendekati posisi penutupan tertinggi November di Rp78 per saham yang dicapai pada 22 November 2024. 

Riset lainnya dari Indo Premier Sekuritas, juga menaikkan target harga saham GOTO menjadi Rp110 per saham dari sebelumnya Rp105 per saham. Target harga saham yang disematkan Indo Premier itu menunjukkan adanya potensi penguatan 46,7% dari harga penutupan terakhir. 

Analis Indo Premier Sekuritas, Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan, melihat perbaikan fundamental GOTO terutama dari sisi EBITDA grup yang disesuaikan positif untuk tahun 2025. 

“Meskipun persaingan di On Demand Services (ODS) relatif ketat, GOTO telah mencapai skala yang cukup untuk memulai monetisasi,” tulis Ryan dan Reggie dalam laporan riset yang dipublikasikan 2 Desember 2024.

Selain prospek kinerja keuangan yang positif, realisasi pembelian kembali saham (buyback) juga menjadi hal yang disorot oleh Indo Premier Sekuritas. 

Menurut Indo Premier, dana pembelian kembali yang tersisa akan mampu memitigasi tekanan jual tambahan saham GOTO termasuk dari pemegang saham pra-IPO, sementara komitmen Alibaba untuk tidak menjual saham GOTO dalam 5 tahun ke depan juga telah menghilangkan tekanan harga saham lainnya, yang menyebabkan harga saham naik sebesar +40% dari harga terendah (Rp50/saham).

Sebelumnya mengacu pada konsensus Bloomberg, ada 26 analis atau setara 74,3% yang memberikan rekomendasi beli saham GOTO. Sementara sebanyak 9 analis atau setara 25,7% memberikan rekomendasi hold. Tidak ada analis yang merekomendasikan jual saham GOTO. 

Sumber