Rebranding Komoditas Kelapa

Rebranding Komoditas Kelapa

Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan tanaman kelapa. Negara kita memang menjadi salah satu produsen kelapa terbesar di dunia dengan luas pertanaman mencapai 3,5 juta hektar, yang sebagian besar, lebih dari 98%, dikelola petani kecil. Selain itu, sektor kelapa tidak hanya mendukung kehidupan lebih dari 6 juta petani dan pekerja, tetapi memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional melalui ekspor produk turunannya, seperti kopra, minyak kelapa, arang tempurung, dan air kelapa. Namun, saat ini nilai ekspor dari komoditas kelapa tersebut baru mencapai Rp 15 triliun rupiah setiap tahunnya, sangat jauh dari potensi yang dimilikinya.

Pengembangan hilirisasi kelapa sangat penting, sejalan dengan Asta Cita (8 Misi) pemerintahan Prabowo-Gibran, terutama pada misi kedua tentang swasembada pangan dan misi kelima tentang hilirisasi dan industrialisasi. Hilirisasi komoditas kelapa dapat meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat. Upaya hilirisasi dapat memperluas pasar domestik dan internasional serta meningkatkan pendapatan petani melalui diversifikasi produk berbasis kelapa.

Menawarkan Peluang Besar

Indonesia menghasilkan sekitar 18 juta ton kelapa segar per tahun, dengan daerah penghasil utama propinsi Riau, Sulawesi Utara dan Jawa Timur. Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, industri kelapa yang ditargetkan bernilai Rp 74,23 triliun, baru terealisasi sebesar Rp 20,38 triliun. Padahal, kelapa dan produk olahannya memiliki pangsa pasar yang besar di dunia, seperti kopra olahan, kopra mentah, kelapa parut kering, gula kelapa, dan kelapa segar. Selain itu, produk turunan kelapa seperti virgin coconut oil (VCO), biodiesel, kosmetik, dan oleokimia memiliki peluang nilai tambah yang tinggi melalui hilirisasi.

Hilirisasi komoditas kelapa akan memperkuat posisi Indonesia di pasar global sekaligus memberikan dampak ekonomi signifikan melalui efek multiplikasi. Pengembangan produk turunan kelapa seperti santan instan, coconut wine, bioetanol, serta pengolahan sabut dan tempurung menjadi barang bernilai seperti briket dan karbon aktif, akan meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku industri.

Selain itu, Indonesia memiliki beragam varietas kelapa yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan pasar, seperti Kelapa Genjah untuk minuman segar, Kelapa Aromatik untuk industri premium, dan varietas kelapa untuk produksi nira dan kopyor. Saat ini, jenis Kelapa Dalam lebih dikenal masyarakat untuk produksi kopra, minyak kelapa, dan kelapa parut kering.

Hilirisasi kelapa menawarkan peluang besar untuk meningkatkan nilai tambah produk kelapa, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Proses ini juga memberikan efek multiplikasi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Beberapa produk turunan kelapa yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan melalui hilirisasi mencakup VCO, minyak goreng, gula kelapa dalam bentuk gula cetak, gula kristal, dan gula cair, brown sugar, kelapa parut kering (dessicated coconut), dry coconut, santan instan, anggur kelapa (coconut wine), bioetanol, biodiesel, serta produk kosmetik dan oleokimia.

Hilirisasi produk-produk ini tidak hanya akan meningkatkan nilai tambah secara signifikan, tetapi juga menghasilkan efek multiplier yang kuat dalam sektor kelapa. Pemanfaatan kayu kelapa sebagai bahan untuk furnitur dan kerajinan tangan/suvenir bernilai tinggi sangat diminati pasar internasional. Selain itu, diperlukan branding yang tepat dan pengembangan nilai tambah untuk kelapa segar, selain air kelapa bisa diolah menjadi nata de coco atau diformulasi menjadi minuman sumber mineral. Sementara sabut kelapa dapat diproses menjadi media tanam (cocopeat) dan serat sabut. Tempurung kelapa juga dapat diolah untuk pasar ekspor menjadi arang tempurung, karbon aktif, dan briket.

Dengan mengembangkan berbagai produk turunan kelapa yang berkualitas tinggi dan bervariasi, Indonesia memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku industri. Selain itu, investasi dalam hilirisasi produk kelapa akan memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian dan masyarakat Indonesia, sekaligus memanfaatkan kekayaan sumber daya alam secara lebih optimal dan bertanggung jawab.

Sejak lama, Indonesia memiliki beragam plasma nutfah kelapa yang dapat dikembangkan sesuai kebutuhan. Saat ini baru dikembangkan beberapa varietas Kelapa Genjah yang memiliki keunggulan berbuah lebih cepat (3 tahun) dan tumbuh pendek, dengan kandungan air kelapa yang manis dan segar, menjadikannya ideal untuk minuman alami dan penyadapan nira. Ada juga Kelapa Aromatik yang memiliki aroma khas dan rasa unik, menjadikannya pilihan premium di industri minuman.

Sayangnya, potensi plasma nutfah kelapa dengan rasa manis, aroma pandan, atau daging kelapa kopyor masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Beberapa varietas unggul yang tersedia termasuk Kelapa Pandan Wangi dan Genjah Salak sangat potensial dikembangkan untuk kelapa khusus untuk minuman. Terdapat pula varietas kelapa yang dapat ditujukan untuk produksi nira seperti Genjah Kuning Nias, Genjah Raja, dan Genjah Kuning Bali. Untuk kelapa kopyor, dengan daging buah yang lunak dan terpisah alami, telah dikembangkan varietas Genjah kopyor cokelat, kopyor hijau, dan kopyor kuning, yang saat ini memiliki harga jual tinggi di pasar domestik.

Sementara itu, varietas yang lebih banyak tersebar dan dikenal masyarakat adalah Kelapa Dalam, yang memiliki ciri pohon tinggi dan buah besar, serta menghasilkan daging kelapa tebal yang kaya akan minyak. Jenis ini memang sangat cocok untuk produksi kopra, minyak kelapa, kelapa parut kering, dan berbagai produk olahan lainnya. Selain itu, varietas Kelapa Dalam Bido memiliki sifat lambat tumbuh tinggi, dengan produktivitas buah tinggi dan mampu menghasilkan nira dalam jumlah besar dengan waktu sadap yang lebih lama, sangat potensial untuk dikembangkan menjadi bahan utama pembuatan gula kelapa, sirup, dan bioetanol.

Branding yang Kuat

Agar kelapa segar dapat menjadi produk olahan bernilai tinggi, diperlukan kemasan dan branding atau identitas yang kuat. Pengemasan kelapa segar secara menarik dan higienis akan meningkatkan daya tarik konsumen, sementara branding yang kuat dan memiliki setting tertentu bisa menonjolkan kualitas dan keunikan produk kelapa Indonesia. Pengolahan kelapa segar juga bisa mencakup produk bernilai tambah olahan kuliner kelapa dan dan minuman kesehatan. Teknologi pengolahan modern sangat penting untuk menjaga kualitas dan memperpanjang umur simpan produk tersebut, sehingga dapat bersaing di pasar yang lebih luas.

Edukasi konsumen untuk meningkatkan kesadaran akan manfaat kesehatan dan keunikan produk kelapa perlu dilakukan melalui kampanye pemasaran dan edukasi yang tepat. Penting juga untuk memanfaatkan isu pelestarian lingkungan, nilai-nilai kearifan lokal, dan kekayaan sumber daya hayati sebagai aspek kunci dalam kampanye tersebut. Menekankan aspek alami, organik, dan berkelanjutan dari produk kelapa Indonesia harus menjadi fokus utama, yang dapat dilakukan dengan berkolaborasi dengan sektor pariwisata, kuliner, dan kosmetik guna menciptakan produk-produk inovatif berbasis agribisnis kelapa.

Pengembangan pariwisata agro yang mengundang wisatawan untuk merasakan langsung proses budidaya dan pengolahan kelapa merupakan peluang besar yang perlu dioptimalkan. Selain itu, inovasi produk baru berbasis kelapa seperti snack sehat, produk kecantikan alami, serta bahan baku industri ramah lingkungan sangat dibutuhkan. Hal ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan seluruh bagian dari tanaman kelapa, termasuk sabut, tempurung, dan daun, untuk menghasilkan produk kerajinan tangan dan industri yang bernilai tinggi.

Penguatan citra dan branding komoditas kelapa merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelapa Indonesia di pasar global. Dengan fokus pada pengembangan varietas khusus, inovasi produk, dan strategi pemasaran yang efektif, kelapa dapat menjadi komoditas bernilai tinggi yang memberikan manfaat ekonomi signifikan. Upaya bersama dari pemerintah, industri, dan masyarakat, rebranding komoditas kelapa akan membuka peluang baru dan menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi jutaan rakyat Indonesia yang bergantung pada "pohon kehidupan" ini.

Kuntoro Boga Andri Kepala Pusat Standarisasi Instrumen Perkebunan Kementerian Pertanian

Sumber