Rektor UIN-FAS Usul Julukan Bumi Rafflesia untuk Bengkulu Diganti Jadi Bumi Merah Putih
BENGKULU, KOMPAS.com – Rektor Universitas Islam Negeri Fatmawati Soekarno (UIN-FAS) Bengkulu, Prof Zulkarnain, mengusulkan agar julukan Provinsi Bengkulu sebagai "Bumi Rafflesia" diganti karena dianggap memiliki kesan kolonial.
Ia menyarankan julukan tersebut diubah menjadi Bumi Merah Putih karena dinilai lebih mencerminkan nilai historis dan perjuangan.
“Alasan utama adalah karena simbol Rafflesia yang selama ini digunakan kurang tepat, mengingat bunga tersebut dikaitkan dengan masa penjajahan," jelas Zulkarnain dalam Seminar Nasional Pemantapan Provinsi Bengkulu sebagai Bumi Merah Putih di Gedung Auditorium UIN-FAS Bengkulu, Rabu (15/1/2025).
"Sebaliknya, Bumi Merah Putih mencerminkan nilai perjuangan dan kebanggaan Bengkulu seperti yang sering disampaikan Gubernur terpilih Helmi Hasan,” imbuhnya.
Usulan tersebut mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi Bengkulu. Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu, Haryadi, mengungkapkan dukungannya terhadap gagasan ini.
“Penamaan ini akan memperkuat identitas Bengkulu, mengingat kaitannya dengan sejarah berdirinya provinsi ini serta lahirnya bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia."
"Sebagai putri terbaik Bengkulu, Ibu Fatmawati berperan besar dalam menjahit Sang Merah Putih, sehingga ini menjadi alasan kuat bagi kami mendukung gagasan ini,” ungkap Haryadi dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (15/1/2025).
Julukan Bumi Rafflesia yang melekat pada Bengkulu berasal dari sejarah penemuan bunga langka Indonesia, Rafflesia arnoldii, di wilayah tersebut.
Bunga yang dikenal sebagai Padma Raksasa ini pertama kali ditemukan oleh Louis Auguste Deschamps, seorang ilmuwan asal Prancis, pada tahun 1797.
Namun, spesimen dan catatan penelitian Deschamps disita oleh Inggris selama perang dengan Prancis, sehingga dunia ilmiah baru mengetahui temuan ini pada tahun 1954.
Thomas Stamford Raffles kemudian menemukan Rafflesia arnoldii bersama Joseph Arnold dalam ekspedisi di Bengkulu pada 19-20 Mei 1818.
Nama bunga ini menggabungkan nama kedua ilmuwan tersebut Raffles untuk genus dan arnoldii untuk spesies. Rafflesia arnoldii dapat ditemukan di Pulau Sumatera, termasuk di Provinsi Bengkulu, yang menjadi alasan julukan Bumi Rafflesia melekat pada provinsi ini.
Usulan perubahan julukan Bengkulu dari Bumi Rafflesia menjadi Bumi Merah Putih diharapkan mampu memperkuat identitas dan kebanggaan masyarakat Bengkulu sebagai daerah yang memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan Indonesia.