Relawan Ranjau Paku di Jaksel Pernah Dimarahi Polisi karena Bikin Macet
JAKARTA, KOMPAS.com - US (35) seorang pengendara ojek online sekaligus pemburu ranjau paku di Jalan Gatot Subroto mengaku pernah dimarahi polisi saat menyisir ranjau paku di Simpang Susun Semanggi karena membuat kemacetan.
"Kalau polisi di Semanggi itu pernah kesel, diusir karena alasannya bikin macet. Saya dimarah. Kan saya minta tolong, ada polisi tiga. Saya minta izin, enggak diizinin sama yang senior. Kata yang senior enggak usah, bikin macet," kata US saat ditemui di depan kantor Kemenaker, Selasa (29/10/2024).
Saat dilarang oleh aparat kepolisian, US tidak memedulikan hal itu. Dia tetap melanjutkan pekerjaannya hingga dibantu kawan-kawan pengendara ojek online lainnya.
"Tapi saya lanjut aja, ada temen ojol tuh lewat, saya stop. Mau tuh bantuin ngatur jalan. Tapi polisi enggak nyuruh bubar," kata dia.
US menyisir paku di jalan dengan magnet yang dilengkapi dengan roda di kedua sisinya.
Dia mesti mendorong magnet tersebut ke tengah jalan, tempat paku-paku itu berada.
Saat ditemui di depan kantor Kemenaker, operasi US setidaknya membuat perlambatan lalu lintas terjadi.
Namun, tidak ada yang protes kepadanya, beberapa orang justru berterima kasih kepada yang dia lakukan.
"Kemarin lagi saya mungutin, polisi pakai motor kena. Saya sindirin aja, ‘Pak tangkep orangnya, jangan didiemin aja!’," kata US.
Harapan US sebenarnya sudah pupus untuk melaporkan hal ini ke kepolisian.
Dia memilih menjalankan kegiatannya sebagai relawan ranjau paku.
Beberapa kali dia bertemu polisi yang ramah padanya, beberapa lainnya kebalikannya.
"Kadang-kadang kalau ketemu yang baik di pos polisi, dikasih nasi kotak. Kalau ketemu yang judes itu diusir. Seharusnya kan dibantu ya, kan enggak lama," kata dia.