Remaja yang Kelaminnya Berubah Ingin Segera Operasi, Sang Ibu: Pakai BPJS Nunggu 2 Bulan
BOGOR, KOMPAS.com- S (42) ibu dari remaja berinisial TAP (15) ingin tindakan operasi kelamin anaknya dari perempuan menjadi laki-laki bisa segera dilakukan segera.
Menurut S, operasi penurunan testis dan perbaikan saluran kemih sebenarnya bisa menggunakan layanan BPJS Kesehatan. Namun, lamanya proses administrasi dan antrean membuat keluarga memilih opsi lain.
“Kami ingin cepat-cepat operasi tapi kalau pakai BPJS harus menunggu lama sampai dua bulan,” ucap S saat diwawancarai Kompas.com, Rabu (11/12/2024).
TAP meminta proses operasi segera dilakukan, sejalan dengan harapan ayahnya agar TAP dapat hidup sesuai identitas biologisnya.
“Anaknya memang ingin cepat-cepat operasi, bapaknya juga ingin cepat kelar, ingin semuanya selesai dan rapi ,” ungkap S.
Namun, S menyadari tindakan operasi tanpa BPJS membutuhkan biaya yang cukup besar. Biaya pemeriksaan kromosom saja bisa mencapai Rp 8,5 juta.
Untuk itu, S berharap adanya bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban yang dialaminya.
“Semoga bisa dibantu karena kalau operasi tanpa BPJS biayanya besar,” ungkap S.
Diketahui, TAP, remaja asal Cibungbulang, Kabupaten Bogor yang sejak lahir dinyatakan perempuan, kini mengalami perubahan kelamin menjadi laki-laki. Hal ini terungkap setelah TAP melakukan pemeriksaan medis pada Oktober 2024.
Sejak TAP duduk di kelas 2 SMP, sang ibu mulai merasa khawatir karena anaknya belum juga mengalami menstruasi, berbeda dengan teman-teman sebayanya.
“Saya ingin bawa dia ke puskesmas tapi saya berpikir mungkin nanti juga menstruasi karena kakaknya juga baru menstruasi di umur 15 tahun,” kata S.
Namun, ketika S memeriksa kondisi fisik TAP saat mandi, ia menyadari kelamin anaknya seperti laki-laki.
Atas dasar itu, S akhirnya membawa TAP ke puskesmas pada 23 Oktober 2024 untuk menjalani pemeriksaan.
Di puskesmas, dokter menyatakan TAP sebenarnya berjenis kelamin laki-laki.
“Kata dokter, ini memang sudah laki-laki. Saya kaget, karena waktu lahir dia dinyatakan perempuan,” ungkap S.
Setelah pemeriksaan di puskesmas, TAP dirujuk ke beberapa rumah sakit, termasuk RS Fatmawati di Jakarta Selatan, untuk menjalani tes hormon dan kromosom.
Hasil pemeriksaan menyatakan TAP memerlukan serangkaian prosedur medis, termasuk operasi penurunan testis dan perbaikan saluran kemih. Proses ini diperkirakan akan memakan waktu melalui dua hingga tiga tahap operasi.
“Untuk operasinya tidak sekali, dua sampai tiga kali secara bertahap. Sekarang diturunin bijinya dulu, nanti kedua kalinya air kencing dipindahin,” jelas S.