Restorasi Ekosistem Riau Catat Progres Signifikan dalam 10 Tahun Terakhir
Semenanjung Kampar terletak di pesisir timur Pulau Sumatera, tepatnya di Provinsi Riau. Area ini merupakan ekosistem rawa gambut yang unik dengan keanekaragaman hayati yang kaya, terletak di atas lapisan rawa gambut yang tebal.
Dulu, perambahan dan degradasi lahan sempat terjadi di Semenanjung Kampar yang turut berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca (GRK), hilangnya spesies, dan pengeringan rawa gambut, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap kebakaran hutan.
Sejak 2013, Restorasi Ekosistem Riau (RER) didirikan dengan tujuan untuk memulihkan kondisi ekosistem hutan gambut di Semenanjung Kampar seperti semula. Selama satu dekade terakhir, RER yang diinisiasi oleh APRIL Group telah membuat kemajuan signifikan dalam melindungi hutan hujan gambut yang utuh dan terbesar di Sumatera, termasuk flora dan fauna di kawasan seluas 150,693 hektar atau setara dengan dua kali luas negara Singapura
"Dari saat itu, RER mampu menjaga kawasan hutan di Semenanjung Kampar dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berkat komitmen kuat dalam upaya restorasi, patroli perlindungan hutan serta pelibatan langsung masyarakat di dalamnya," ujar Head External Affairs & RER Communications, APRIL Group Nyoman Iswarayoga, dalam keterangan tertulis, Selasa (22/10/2024).
Mengutip Laporan Kemajuan RER 2023, RER telah melakukan upaya restorasi dengan menumbuhkan dan merawat total 32.600 pohon anakan alam di pusat pembibitan (nursery) di Semenanjung Kampar dan Pulau Padang. Bibit-bibit ini akan digunakan dalam kegiatan penanaman yang berlangsung untuk memulihkan area yang sebelumnya terdegradasi.
Lebih dari 60 spesies pohon anakan alam dirawat dan dipelihara di sembilan tempat pembibitan RER, beberapa di antaranya terancam punah dan masuk dalam daftar merah IUCN. Mulai dari Meranti Lilin (Terancam, EN) hingga Ramin dan Meranti Paya (Kritis, CR).
Capaian dalam program restorasi ini mendukung target prioritas pemerintah untuk mencapai Forest and Other Land Uses (FOLU) Net Sink pada tahun 2030 dan mengurangi emisi gas rumah kaca sesuai dengan Nationally Determined Contribution (NDC). Selama 10 tahun terakhir, RER berupaya untuk mengatasi tantangan dalam pengelolaan restorasi ekosistem lahan gambut.
Dalam kegiatan operasionalnya, Restorasi di bawah proyek RER menerapkan model empat tahap, dimulai dari Protection (Melindungi), Assessment (Mengkaji), Restoration (Memulihkan), dan Management (Mengelola) hutan lahan gambut.
Keterlibatan Masyarakat
Lebih dari 40.000 orang tinggal di sekitar area RER dan hal ini menjadikan keterlibatan masyarakat menjadi sangat penting bagi keberhasilan konservasi dan keanekaragaman hayati di dalamnya.
Pada tahun 2023, RER bekerja sama dengan Lembaga Pengelolaan Hutan Desa (LPHD) Segamai di bawah Program Pengelolaan Hutan Sosial dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Melalui kolaborasi ini, RER membantu otoritas desa dengan menyediakan pelatihan perlindungan hutan, identifikasi satwa liar, peningkatan kapasitas dalam pengelolaan hutan dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK), serta dukungan infrastruktur, termasuk pos perlindungan hutan, sejalan dengan tujuan Pemerintah Indonesia.
"RER memperluas kolaborasi dengan berbagai kelompok untuk mendukung program-program yang dijalankan, seperti restorasi, pencegahan perdagangan satwa liar, identifikasi keanekaragaman hayati, dan studi kesejahteraan sosial. Kelompok-kelompok tersebut meliputi Wildlife Conservation Society (WCS), Tropenbos Indonesia, Fauna dan Flora, Yayasan SINTAS, Dr Rory Dow, serta beberapa akademisi dalam maupun luar negeri," ungkap Nyoman.
RER bermitra dengan pakar spesies Odonata tropis dan anggota IUCN Odonata Specialist Group Rory Dow. Survei ini berhasil mengidentifikasi 100 spesies capung dan capung jarum, di mana dua di antaranya merupakan temuan baru bagi ilmu pengetahuan dan 39 spesies baru untuk Provinsi Riau atau Pulau Sumatera.
Dalam satu dekade terakhir, RER diketahui menjadi rumah bagi lebih dari 890 spesies hewan dan tumbuhan, termasuk 76 di antaranya yang terancam punah secara global menurut IUCN. Diharapkan, upaya yang dilakukan APRIL Group melalui RER memberikan dampak positif bagi alam, iklim dan lingkungan sekaligus mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan bagi perusahaan.
Lihat Video Polda Kepri Gagalkan Penyelundupan Kura-kura Langka, 2 Pelaku Diringkus
[Gambas Video 20detik]