RI-China Kerja Sama Vokasi, Menaker Harap Tercipta Tenaga Kerja Berkualitas
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengapresiasi kerja sama vokasi antara Indonesia dan China, melalui terbentuknya Komunitas Industri-Pendidikan Indonesia-China.
Dia berharap kolaborasi ini dapat melibatkan banyak pihak sehingga bisa mewujudkan tenaga kerja Indonesia yang lebih berkualitas dan berdaya saing di masa depan.
"We are very welcome any institution, dari swasta, dari perguruan tinggi, bahkan dari media yang tertarik membangun kolaborasi menyiapkan SDM masa depan Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing," kata Yassierli saat Grand Launching dan Focus Group Discussion ‘Indonesia-Tiongkok Education and Industri Global Partnership 2024’, di Jakarta, dilansir dari Antara, Jumat (20/12/2024).
Yassierli juga menilai, terbentuknya komunitas ini sebagai wujud adanya komunikasi industri dengan perguruan tinggi vokasi, sehingga informasi terkait kebutuhan industri tersebut sampai kepada perguruan tinggi.
"Ini baru langkah awal kerja sama antara perguruan tinggi vokasi di Indonesia dengan beberapa perusahaan China yang berinvestasi di Indonesia. Pekerjaan rumah selanjutnya bagaimana perguruan tinggi melakukan evaluasi terhadap kurikulum dan sistem pendidikan tinggi untuk merespon hal ini," ujarnya.
Yassierli menambahkan kebutuhan industri di China terhadap tenaga kerja di Indonesia cukup besar.
Ia juga memahami kebutuhan bagi industri di China berbeda dengan kebutuhan industri yang ada di Indonesia saat ini.
Bagi Indonesia, kata dia lagi, ini adalah peluang untuk menyiapkan keterampilan (skill) ke China.
"Kalau tidak, kita khawatir malah akan diisi oleh tenaga kerja bukan dari Indonesia," katanya pula.
Dia menegaskan meski China membutuhkan keterampilan spesifik berbeda dengan yang ada di Indonesia saat ini, ia pun berharap akan ada pertemuan lanjutan untuk membicarakan secara detail keterampilan khusus yang dibutuhkan.
"Dari situ nanti bagaimana institusi vokasi kita merespons terhadap kebutuhan itu. Bisa jadi ada yang memerlukan skill yang sifatnya perlu pelatihan beberapa bulan, beberapa tahun. Kalau spesifik demand untuk kompetensi tertentu dan rill, maka kita harus siapkan," katanya pula.
Namun, sesuai tiga program prioritas Presiden Prabowo Subianto, pihaknya juga akan mengusulkan kompetensi di sektor swasembada pangan, ketahanan energi dan hilirisasi serta industrialisasi.
"Tiga sektor prioritas tersebut Kemnaker tetap berjalan untuk menyiapkannya," katanya.