RI Gabung BRICS, Eddy Soeparno: Langkah Strategis Mencapai Ekonomi 8%

RI Gabung BRICS, Eddy Soeparno: Langkah Strategis Mencapai Ekonomi 8%

Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno menanggapi resminya Indonesia menjadi anggota penuh blok ekonomi Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (BRICS).

Ia menilai bergabung ke BRICS merupakan langkah strategis Diplomasi Presiden RI Prabowo untuk memperluas sekaligus meningkatkan pengaruh Indonesia di level global.

"Bergabung ke BRICS merupakan langkah strategis sekaligus pilihan kebijakan yang tepat agar posisi Indonesia semakin kuat dan diperhitungkan baik oleh negara-negara aliansi Amerika Serikat dan Eropa Barat dan juga oleh negara-negara yang tergabung dalam BRICS," ujar Eddy, dalam keterangannya, Rabu (8/1/2025).

Menurut Eddy, Prabowo menjalankan amanat konstitusi untuk menjalankan politik bebas-aktif dengan tetap mengutamakan kepentingan nasional. Seperti yang disampaikan Wapres RI Pertama Bung Hatta, ‘mendayung di antara dua karang’, maka yang dilakukan Prabowo adalah sepenuhnya berpihak kepada kepentingan nasional dan tidak berpihak pada salah satu blok kekuatan politik global.

Secara khusus, Eddy meyakini bergabung ke BRICS merupakan langkah strategis untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi 7-8%. Menurut Eddy, salah satu peluang Indonesia ketika bergabung ke BRICS adalah memperluas pasar ekspor.

Apalagi saat ini anggota BRICS sudah mencakup negara-negara emerging market di Timur-Tengah dan secara akumulasi mencapai 40% lebih populasi dunia. Eddy menyebut jika berbicara proporsi ekonomi negara-negara BRICS, maka ada peningkatan signifikan dari tahun 1995 hanya 17% meningkat tajam mencapai lebih dari 30% di tahun 2022.

"Ini peluang untuk mendapatkan pasar alternatif sekaligus meningkatkan posisi tawar di tengah meningkatnya perang dagang China dan AS," ungkap Wakil Ketua Umum PAN tersebut.

Tentu selain pasar, Eddy juga menyampaikan bergabung dengan BRICS memberikan Indonesia peluang investasi sekaligus pendanaan proyek pemerintah mulai dari infrastruktur hingga energi terbarukan. Dituturkan Eddy, RI tentu tidak bisa selamanya tergantung pada investasi dari OECD dan aliansi Amerika Serikat-Jepang.

"Bergabung ke BRICS memberikan Indonesia peluang untuk mendapatkan lebih banyak investor di negara-negara yang ekonominya tumbuh signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu pendanaan yang dibutuhkan saat ini adalah untuk membiayai transisi menuju energi terbarukan," kata Eddy.

"Ada peluang alih teknologi (transfer of knowledge) juga dari spesialisasi negara-negara BRICS seperti digitalisasi di India maupun teknologi di China," pungkasnya.

Sumber