RI Tetap Impor Beras untuk Horeka, Zulhas: Jumlahnya Kecil
Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan (Zulhas) menyatakan akan memperkecil keran impor beras untuk kebutuhan hotel, restoran, dan kafe (horeka).
Hal itu disampaikan Zulhas dalam acara Indonesia Marine & Fisheries Business Forum Blue Food Competent Authority Dialogue, Jakarta. Dalam kesempatan itu, Zulhas menuturkan bahwa pemerintah telah memutuskan Indonesia tidak akan mengimpor beras konsumsi pada tahun depan.
“Apakah tidak ada [impor beras] yang lainnya? Ada itu beras yang dimakan Pak Wamen biasanya kalau ke restoran Jepang itu masih dikit-dikit impornya masih ada. Pembicara-pembicara biasanya kalau suka beras basmati, kita tidak bisa bikin itu, ada [impor] tapi sedikit,” jelas Zulhas.
Untuk itu, Eks Menteri Perdagangan 2022-2024 itu menjelaskan pemerintah tetap mengimpor beras untuk keperluan horeka, meski tidak akan membuka keran impor beras untuk konsumsi.
“Jadi beras-beras restoran biasanya Itu masih ada sedikit [impor]. Tapi untuk konsumsi, kita tidak akan, konsumsi secara umum tidak ada impor lagi,” terangnya.
Pasalnya, Zulhas menerangkan bahwa jika pemerintah menolak beras dari luar negeri, maka Indonesia akan mendapatkan sanksi. “Karena kalau restoran Jepang mau masukkan beras dari Jepang tidak boleh, kita bisa disanksi, Jadi itu masih kita perkenankan,” jelasnya.
Sama halnya dengan beras jenis lainnya, seperti beras biryani dan basmati dengan jumlah impor yang mini.
“Jadi kalau nanti restoran-restoran, briyani dan sebagainya perlu beras basmati, kalau kita tidak kasih Itu nanti Pakistan, India, Bangladesh bisa marah sama kita. Tapi volumenya kecil,” tuturnya.
Namun, dia kembali menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mengimpor beras konsumsi. “Tapi beras yang biasa kita impor, yang tahun lalu hampir 3 juta lebih, tahun ini kita tidak akan impor lagi,” terangnya.
Sebelumnya, Zulhas menegaskan pemerintah tidak akan lagi membuka keran impor beras, jagung pakan ternak, hingga gula konsumsi pada 2025 mendatang. Dia menyampaikan bahwa hal itu sudah diputuskan dalam rapat neraca komoditas untuk 2025.
“Tahun 2025, saya ulangi, tidak impor beras untuk konsumsi, tidak impor gula untuk konsumsi, tidak impor jagung untuk pakan [ternak], tidak impor garam untuk konsumsi,” jelas Zulhas saat ditemui seusai Rapat Koordinasi Terbatas Penetapan Neraca Komoditas Pangan 2025 di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (9/12/2024).
Zulhas memastikan bahwa stok beras Indonesia, baik di tingkat pedagang hingga masyarakat aman, yakni sebanyak lebih dari 8 juta ton. Sementara itu, stok beras di gudang Bulog mencapai 2 juta ton di akhir tahun ini.
Dia juga menyatakan pemerintah menargetkan produksi beras pada 2025 mencapai lebih dari 32 juta ton dengan kebutuhan 31 juta ton.
“Jadi kalau tidak ada halangan kejadian yang luar biasa atau bencana alam Insya Allah nanti kita tidak akan impor lagi beras untuk konsumsi,” tandasnya.