Rob Terus Melanda, SDA Ungkap 2 Kendala Pembangunan Tanggul Laut Jakarta

Rob Terus Melanda, SDA Ungkap 2 Kendala Pembangunan Tanggul Laut Jakarta

Pj Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan banjir rob di Jakarta disebabkan pembangunan tanggul laut yang belum rampung. Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta mengungkap ada 2 kendala pembangunan tanggul laut.

Plt Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, mengatakan pembangunan tanggul pantai bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A molor dari target karena terkendala pengadaan barang jasa serta koordinasi intensif dengan nelayan.

"Faktor penghambat pertama adalah kendala pengadaan barang dan jasa terkait proyek pembangunan. Kedua, pemerintah membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan desain pembangunan tanggul juga mengakomodasi kebutuhan para nelayan dalam menambatkan kapalnya," kata Ika, Kamis (19/12/2024).

Tanggul pantai NCICD Fase A sepanjang 39 kilometer (km) awalnya ditarget selesai dibangun pada 2028. Namun, kini target pembangunan tanggul selesai 2030.

Ika mengatakan pembangunan di area tanggul tidak menghalangi alur pelayaran. Selain itu, perlu ada koordinasi dengan nelayan terkait penyediaan area penempatan ikan hasil tangkapan.

"Kami tetap harus mengoordinasikan kaitannya dengan nelayan yang ada di pesisir pantai. Jadi, kami harap pembangunan infrastruktur itu tetap mengakomodir kaitannya dengan kebutuhan para nelayan di pesisir pantai," sambungnya.

Tanggul NCICD Fase A itu dikerjakan Pemprov Jakarta dan Kementerian PU. Tanggul tersebut dibangun untuk mengatasi banjir rob di pesisir Jakarta.

"Sehingga kita perlu waktu untuk mengkoordinasikan itu semua, sehingga targetnya agak sedikit mundur sampai tahun 2030," ujarnya.

Program NCICD ini dilakukan di 12 titik lokasi dengan panjang keseluruhan mencapai 39 kilometer. Rinciannya, dari total panjang tersebut, kewenangan Pemprov DKI Jakarta mencakup 21 kilometer. Sepanjang 8,2 kilometer sudah terbangun dan 12,8 kilometer belum terbangun.

"Sisi lainnya, sepanjang 18 kilometer merupakan kewenangan pemerintah pusat, yaitu 14,7 kilometer sudah terbangun dan 3,3 kilometer belum terbangun," imbuhnya.

Ia menjelaskan, desain tanggul harus melalui proses peninjauan ulang dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat. Sejauh ini, kata Ika, koordinasi telah dilakukan di sejumlah wilayah, meskipun masih ada beberapa titik yang memerlukan penyesuaian.

"Masukan dari warga, khususnya para nelayan, menjadi input penting bagi kami dalam mendesain tanggul yang akan dibangun," katanya.

Proyek NCICD Fase A mencakup pembangunan tanggul sepanjang 39 kilometer. Rinciannya, 17,1 kilometer telah dibangun oleh Kementerian PU dan 8,5 kilometer oleh Pemprov DKI Jakarta.

Namun, masih terdapat 13,4 kilometer tanggul yang belum selesai. Lokasi yang belum terbangun ini mencakup area kritis seperti Muara Angke, Pantai Mutiara, Ancol Barat, dan kawasan Sunda Kelapa, yang kerap terdampak rob.

Ika mengatakan, meski target mundur ke 2030, Pemprov DKI Jakarta menegaskan komitmennya untuk mempercepat progres pembangunan tanggul, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terhadap rob.

Ika menambahkan, Dinas SDA Jakarta dan Kementerian PU bertekad menyelesaikan tanggul NCICD Fase A sesuai target baru, memastikan perlindungan jangka panjang bagi wilayah pesisir Jakarta dari ancaman banjir rob yang terus berulang.

Lihat juga Video ‘Banjir Rob di Muara Angke Berangsur Surut, Warga Mulai Aktivitas’

[Gambas Video 20detik]

Sumber