Roket Hantam Markas UNIFIL di Lebanon, Hizbullah Diduga Dalangnya
Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan serangan roket menghantam markas mereka di Naqoura, Lebanon bagian selatan. PBB menyebut roket itu ditembakkan dari area utara, dengan kemungkinan besar didalangi oleh Hizbullah atau kelompok afiliasinya.
Pasukan Interim PBB di Lebanon, atau UNIFIL, ditempatkan di Lebanon bagian selatan untuk memantau permusuhan di sepanjang garis demarkasi dengan Israel, area yang menjadi lokasi pertempuran sengit antara pasukan Tel Aviv dan petempur Hizbullah, yang didukung Iran, bulan ini.
Serangan roket yang menghantam markas UNIFIL itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (30/10/2024), melukai sedikitnya delapan tentara Austria yang tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB.
Kementerian Pertahanan Austria, dalam pernyataannya pada Selasa (29/10), menyebut delapan tentaranya mengalami luka ringan akibat serangan roket di Kamp Naqoura di dekat perbatasan Israel.
"Kami mengecam keras serangan ini dan menuntut agar serangan ini segera diselidiki," cetus Kementerian Pertahanan Austria dalam pernyataannya.
Disebutkan bahwa tidak ada tentara Austria yang membutuhkan perawatan medis mendesak.
UNIFIL, dalam pernyataannya, menyebut serangan roket yang menghantam markasnya di Naqoura itu didalangi oleh kelompok Hizbullah atau kelompok militan lainnya yang merupakan afiliasinya.
Simak Video Kesaksian Pasukan PBB di Lebanon saat Markas Mereka Digempur Israel
[Gambas Video 20detik]
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.
Namun sejauh ini belum ada tanggapan Hizbullah atas laporan tersebut.
Austria mengerahkan sekitar 180 tentara untuk mendukung pasukan UNIFIL yang memiliki sekitar 10.000 personel. Para tentara Austria yang bergabung UNIFIL menjadi bagian dari "Unit Logistik Multi Peran" yang menjalankan sejumlah peran, seperti mengangkut barang dan personel, memperbaiki kendaraan, memasok bahan bakar dan memadamkan kebakaran.
Beberapa waktu terakhir, UNIFIL melaporkan bahwa pasukannya sudah beberapa kali dilanda serangan, yang disebutnya dilancarkan "secara sengaja" oleh pasukan Israel. Disebutkan UNIFIL bahwa serangan-serangan itu menghambat upaya mereka membantu warga sipil di desa-desa Lebanon yang menjadi zona perang.
Militer Israel, dalam tanggapannya beberapa waktu lalu, menuduh Hizbullah menjadikan pasukan penjaga perdamaian PBB sebagai tameng manusia. Tel Aviv juga meminta UNIFIL menarik mundur pasukannya dari Lebanon bagian selatan demi keselamatan mereka. Permintaan Israel itu ditolak mentah-mentah oleh UNIFIL.
Sejak militer Israel melakukan operasi darat ke wilayah Lebanon bagian selatan pada 1 Oktober lalu yang diklaim menargetkan Hizbullah, UNIFIL melaporkan sedikitnya lima tentaranya mengalami luka-luka imbas serangan Israel. Terdapat dua tentara nasional Indonesia (TNI) di antara personel UNIFIL yang luka-luka itu.
Menurut laporan PBB, posisi pasukan UNIFIL terkena dampak setidaknya 20 kali, termasuk oleh tembakan langsung dan insiden pada 13 Oktober ketika dua tank Israel menerobos gerbang pangkalan UNIFIL.
Simak Video Kesaksian Pasukan PBB di Lebanon saat Markas Mereka Digempur Israel
[Gambas Video 20detik]