Rosan Minta Investor Adil, Simpan Keuntungan di Dalam Negeri
Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM Rosan Roeslani menegaskan arahan Prabowo Subianto agar keuntungan investasi yang dilakukan di dalam negeri dapat disimpan di Tanah Air.
Merespons tren outflow yang terjadi dan berdampak pada stabilitas rupiah, Rosan menyampaikan investasi yang dilakukan oleh investor asing maupun dalam negeri harus adil.
Pada dasarnya, investasi yang berasal dari luar negeri dan menghasilkan keuntungan, boleh sebagian keuntungan dibawa pulang ke negaranya.
“Berapa dividen mereka mau bawa kembali ke negaranya, sisanya investasi di Indonesia, itu fair kok, boleh, tidak ada problem. Jangan investasi duitnya dari dalam negeri, begitu dapat [keuntungan], duitnya dibawa ke luar, itu jadi masalah,” tuturnya kepada Bisnis.com pada pekan lalu.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk AS tersebut menyoroti bahwa investasi melalui Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan segala izin dan dukungan dari dalam negeri, seharusnya disimpan di dalam negeri.
Hal tersebut menjadi salah satu cara untuk menjaga kestabilan rupiah di tengah risiko global yang meningkat, serta dalam rangka menopang ekonomi—yang membutuhkan investasi lebih banyak untuk mengejar pertumbuhan ke angka 8%.
Mencontoh negara lain, dana yang dihasilkan dari investasi diwajibkan untuk mengendap di perbankan domestik mulai dari tiga bulan, enam bulan, hingga satu tahun.
“Sesudah investasi itu ditaruh duitnya di luar, ditabungnya di luar, itu kan enggak fair. Kita mau fairness saja. Jadi, arahan Bapak Presiden jelas kok, kita harus melakukannya secara fair,” lanjut Rosan.
Di Indonesia, layaknya Devisa Hasil Ekspor (DHE) yang mewajibkan eksportir menyimpan dana hasil ekspor dengan jangka waktu minimal tiga bulan. Baru-baru ini, Prabowo menginginkan agar jangka waktu minimal tak lagi tiga bulan alias diperpanjang.
Rosan melihat Indonesia masih menjadi tempat yang dilirik para investor asing untuk menanamkan modalnya.
Usai kunjungannya ke AS beberapa waktu lalu, Rosan menyampaikan bahwa investor menyukai Indonesia karena kedamaian dan kestabilan yang berjalan dengan baik.
Investor menilai adanya pemilihan presiden yang terjadi pada awal tahun ini berjalan dengan daman, aman, dan tentram sehingga menjadi nilai tambah bagi mereka berinvestasi di Indonesia.