RS Islam Cempaka Putih Bantah Tuduhan Bayi Tertukar, Ini Kronologi Versi Mereka

RS Islam Cempaka Putih Bantah Tuduhan Bayi Tertukar, Ini Kronologi Versi Mereka

JAKARTA, KOMPAS.com - Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih membantah tuduhan soal bayi tertukar dan memastikan prosedur sudah sesuai. 

Direktur Utama RS Islam Cempaka Putih, dr. Jack Pradono Handojo, menjelaskan, FS (27) melahirkan bayi laki-laki dengan berat 3.015 gram dan panjang 47 cm.

Setelah lahir, bayi mengalami gangguan napas atau Respiratory Distress Syndrome (RDS).

“Pada saat itu kondisi bayi mengalami gangguan napas sehingga dilakukan resusitasi oleh dokter anak,” ujar Jack, Kamis (12/12/2024).

Kondisi bayi semakin menurun. Bayi kemudian dibawa ke ruang intensif anak (NICU) dan dipasangi ventilator.

“Tim kami terus memantau kondisi bayi. Namun, pada 17 September 2024, bayi dinyatakan meninggal dunia,” katanya.

Jack menegaskan, MR (27), ayah bayi, sempat melihat anaknya saat diazani dan mendampingi hingga ke ruang NICU.

“Bapak pasien mengazani bayi, melihat jenis kelamin, berat badan, dan kondisinya,” kata Jack.

Menurut Jack, kemungkinan bayi tertukar sangat kecil. Pada hari itu, hanya ada satu bayi laki-laki yang lahir.

“Kami yakin berdasarkan SOP, itu adalah bayinya. Bayi laki-laki yang lahir hari itu hanya satu,” ujarnya.

MR mencurigai anaknya tertukar setelah membandingkan kondisi bayi yang dia azani dengan jasad bayi yang dimakamkan.

FS dibawa ke rumah sakit setelah mengalami kontraksi pada Minggu (15/9/2024). Operasi persalinan dilakukan pada Senin pagi, dan bayi lahir pukul 09.05 WIB.

Sore harinya, MR diberitahu bayi dalam kondisi kritis dan diminta menandatangani surat.

“Katanya, ‘Pak tanda tangan dulu aja’. Ini surat izin untuk memasang oksigen,” ucap MR.

Pada 17 September 2024, bayi dinyatakan meninggal. Jenazah diserahkan dalam kain kafan tanpa sempat dilihat orang tua.

Keesokan harinya, keluarga membuka makam bayi karena FS belum pernah melihat anaknya. MR kaget melihat jasad bayi yang tidak sesuai dengan deskripsi awal.

“Setelah lihat foto dokumentasi, saya curiga. Badannya besar, panjangnya tidak sesuai surat lahir,” ungkap MR.

MR meminta klarifikasi dari rumah sakit. Mediasi dilakukan tiga kali, tetapi belum ada kesepakatan.

“Kami hanya ingin memastikan kejelasan. Kalau ada kesalahan, mohon disampaikan,” ujar MR.

Jack menegaskan, semua prosedur sudah dijalankan dengan baik. Namun, ia tetap membuka ruang komunikasi lebih lanjut untuk menyelesaikan masalah ini.

Sumber