Rupiah Dibuka Melemah ke Rp16.037, Dolar AS Juga Loyo
Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.037 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Selasa (17/12/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka pada perdagangan dengan turun 0,22% atau 35,5 poin ke posisi Rp16.037 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar juga terpantau melemah 0,12% ke posisi 106,420.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,08%, dolar Singapura menguat sebesar 0,04%, baht Thailand menguat 0,02%, ringgit Malaysia menguat 0,17%, yuan China menguat 0,02%, dan won Korea menguat 0,21%.
Sementara itu, mata uang yang melemah di antaranya, rupee India melemah 0,09%, peso Filipina melemah 0,15%, dolar Taiwan melemah sebesar 0,04%. Lalu dolar Hong Kong stagnan 0,00%.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memprediksi sebelumnya bahwa perdagangan hari ini (17/12) mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.090-Rp16.050.
Dia sebelumnya mengatakan bahwa kemarin (16/12) mata uang rupiah ditutup menguat 7 poin ke level Rp16.001 dari sebelumnya sempat melemah 25 poin ke level Rp16.008.
Ibrahim mengatakan bahwa para pedagang tetap waspada terhadap penguatan dolar AS sebelum pertemuan The Fed pada pekan ini. Bank sentral diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir pertemuan pada Rabu, sehingga suku bunga akan turun total 100 bps pada 2024.
Menurutnya, prospek suku bunga bank sentral akan diawasi dengan ketat, terutama mengingat data terbaru yang menunjukkan inflasi meningkat pada November, sementara pasar tenaga kerja tetap kuat.
Dia mengatakan bahwa The Fed diperkirakan akan memberi sinyal lebih hati-hati atas pelonggaran di masa mendatang, yang dapat membuat suku bunga tetap tinggi dalam jangka panjang.
Adapun di Asia, Ibrahim mengatakan bahwa Bank of Japan (BOJ) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga saat ini pada pekan ini, karena para pejabat mencari lebih banyak waktu untuk mengevaluasi risiko global dan prospek pertumbuhan upah pada 2024. Hal ini berbeda dengan ekspektasi sebelumnya tentang kenaikan suku bunga.
Sementara itu, Kementerian Keuangan Korea Selatan telah berjanji untuk terus menerapkan langkah-langkah stabilisasi pasar dengan cepat sebagaimana diperlukan untuk mendukung ekonomi setelah pemakzulan.
Ibrahim mengatakan bahwa produksi industri China tumbuh seperti yang diharapkan pada November karena langkah-langkah stimulus terbaru dari Beijing mendukung aktivitas bisnis. Namun, penjualan ritel tidak mencapai perkiraan, sehingga mencerminkan pelemahan yang sedang berlangsung dalam belanja konsumen.