Rupiah Ditutup Melemah terhadap Dolar AS Meski Cadangan Devisa RI Cetak Rekor
Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.210,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (8/1/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,42% atau 68 poin ke level Rp16.210,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau naik 0,27% ke posisi 108,83.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami tren pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,13%, dolar Singapura melemah 0,19, dolar Hong Kong melemah 0,01%, dolar Taiwan melemah 0,57%, won Korea Selatan melemah 0,5%.
Selain itu, yuan China melemah 0,05%, peso Filipina melemah 0,44%, rupee India melemah 0,15%, serta baht Thailand melemah 0,27% per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menilai pada perdagangan hari ini, pergerakan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh sejumlah sentimen. Dari luar negeri, data lowongan kerja yang lebih kuat dari perkiraan menunjukkan kekuatan berkelanjutan di pasar tenaga kerja AS.
Data purchasing manager index (PMI) yang kuat untuk Desember 2024 di AS juga memicu kekhawatiran atas inflasi yang tinggi. Inflasi dan kekuatan di pasar tenaga kerja diperkirakan akan memberi The Fed lebih sedikit dorongan untuk memangkas suku bunganya.
Dari China, akan ada rilisan angka inflasi untuk Desember 2024 yang memberikan isyarat indikator ekonomi lainnya. Pemerintah China diharapkan meningkatkan pengeluaran fiskal tahun ini untuk mendukung perekonomian, terutama dalam menghadapi hambatan terkait perdagangan dari pemerintahan Trump di AS.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mancatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Desember 2024 sebesar US$155,7 miliar. Angka tersebut merupakan rekor terbesar sepanjang masa setelah meningkat dibandingkan dengan pada akhir November 2024 sebesar US$150,2 miliar. Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diproyeksikan bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup melemah di rentang Rp16.200 - Rp16.270 per dolar AS.