Rupiah Ditutup Turun ke Rp15.870 per dolar AS
Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah ditutup melemah ke level Rp15.870 per dolar AS pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (10/12/2024).
Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (10/12/2024), nilai tukar rupiah di pasar spot turun 0,07% menjadi Rp15.870 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya.
Pada saat bersamaan, indeks dolar AS mengalami penguatan 0,07% menjadi 106,25.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan eskalasi ketegangan di Timur Tengah mendorong investor kembali memilih dolar AS sebagai aset safe haven.
Adapun, pasukan pemberontak merebut ibukota Suriah di Damaskus dan mengakhiri kekuasaan Presiden Bashar al-Assad yang melarikan diri ke Rusia.
Perubahan rezim di Suriah itu berkaitan dengan golongan Islam Sunni yang berpotensi membuat negara itu berselisih dengan Iran. Israel juga terlihat melancarkan serangan terhadap Suriah.
Lebih lanjut, pekan ini fokus investor akan mengarah ke rapat kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB) dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga dan Konferensi Kerja Ekonomi Sentral Tiongkok yang tertutup.
"Sementara, pasar telah memperkirakan pemotongan suku bunga 0,25 bps oleh The Fed minggu depan sebagai kepastian yang hampir pasti, investor menunggu data harga konsumen AS pada hari Rabu," kata Ibrahim dalam riset harian, Selasa (10/12/2024).
Dari dalam negeri, sentimen untuk rupiah berasal dari Bank Indonesia (BI) yang memperkirakan kinerja penjualan eceran meningkat pada November 2024. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2024 yang diproyeksi mencapai 211,5 atau tumbuh 1,7% (yoy), lebih tinggi daripada pertumbuhan bulan sebelumnya.
Ibrahim menjelaskan perkembangan penjualan eceran itu terutama didorong oleh kenaikan penjualan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Suku Cadang dan Aksesori, serta subkelompok Sandang. Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh sebesar 0,4% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi 0,01% (mtm).
Dari sisi harga, tekanan inflasi tiga bulan per Januari diperkirakan meningkat, sedangkan inflasi 6 bulan per April 2025 diprediksi menurun.
"Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Januari 2025 yang tercatat sebesar 157,8, lebih tinggi dari IEH pada periode sebelumnya sebesar 152,6 seiring dengan curah hujan yang tinggi pada Januari 2025," kata Ibrahim.
Ibrahim pun memperkirakan besok rupiah akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan ditutup melemah pada rentang Rp15.860 - Rp15.950 per dolar AS.