Rusia Mulai Produksi Massal Shelter Bom Tahan Radiasi

Rusia Mulai Produksi Massal Shelter Bom Tahan Radiasi

Rusia telah memulai produksi massal tempat perlindungan (shelter) bom yang tahan radiasi. Tempat perlindungan ini diklaim bisa memberikan perlindungan dari berbagai ancaman buatan manusia dan bencana alam, termasuk radiasi dan gelombang kejut.

Dimulainya produksi massal ini, seperti dilansir Reuters, Selasa (19/11/2024), diumumkan oleh institut penelitian pada Kementerian Urusan Darurat Rusia. Shelter bom bernama "KUB-M" yang mobile atau bisa dipindahkan itu disebut berbentuk mirip kontainer yang diperkuat.

Menurut institut penelitian pada Kementerian Urusan Darurat Rusia, shelter bom ini dapat memberikan perlindungan terhadap radiasi, serpihan peluru, puing-puing dan kebakaran, serta bisa digunakan di lapisan es yang luas di wilayah utara Rusia.

Unit standar dari KUB-M disebut mampu menampung hingga 54 orang, namun modul tambahan bisa dipasang untuk memperbesar kapasitasnya.

Perang yang berkecamuk di Ukraina memasuki fase, yang menurut sejumlah pejabat setempat, bisa menjadi fase terakhir – yang paling berbahaya – ketika pasukan militer Rusia bergerak maju dengan pergerakan tercepat sejak invasi dimulai awal tahun 2022 lalu, dan negara-negara Barat berupaya menopang Kyiv.

Institut penelitian pada Kementerian Urusan Darurat Rusia, dalam pengumuman, tidak mengaitkan shelter bom itu dengan krisis apa pun yang saat ini terjadi.

Namun, pengumuman ini disampaikan setelah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akhirnya mengizinkan Ukraina untuk menggunakan rudal jarak jauh pasokan negaranya untuk menyerang lebih jauh ke dalam wilayah Rusia.

Simak Video ‘Zelensky soal Izin Pakai Senjata AS Rudal Akan Berbicara’

[Gambas Video 20detik]

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia, pada Senin (18/11) waktu setempat, mengecam keputusan Biden itu sebagai keputusan yang sembrono dan memperingatkan bahwa langkah itu akan menyeret AS secara langsung ke dalam konflik.

Ditegaskan juga oleh Kremlin bahwa Moskow akan memberikan respons atas langkah Washington itu.

Yang terbaru, Presiden Vladimir Putin dilaporkan telah menyetujui doktrin nuklir Rusia yang diperbarui. Doktrin nuklir terbaru ini menyatakan Moskow bisa mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklirnya, jika dihantam serangan rudal konvensional yang didukung oleh negara dengan kekuatan nuklir.

Disetujuinya doktrin nuklir terbaru Rusia oleh Putin ini menjadi peringatan tersendiri untuk AS, yang mendukung Ukraina dengan pasokan persenjataan selama perang berlangsung sejak tahun 2022 lalu.

Simak juga Video ‘Zelensky soal Izin Pakai Senjata AS Rudal Akan Berbicara’

[Gambas Video 20detik]

Sumber