Rusunawa di Jakarta Diminta Difokuskan untuk Tampung Masyarakat Tidak Mampu
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD Jakarta, Jhonny Simanjuntak meminta, pembangunan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang ada di Jakarta difokuskan untuk menampung masyarakat tidak mampu.
"Kalau Pemprov Jakarta melihat warga-warga yang tidak mampu dan sebagainya, daripada mereka tinggal di tempat yang tidak layak, maka negara yang harus memfasilitasi," ujar Jhonny saat diwawancara Kompas.com, Rabu (13/11/2024).
Rusunawa yang dibangun diharapkan tidak hanya memikirkan bisnis semata. Melainkan untuk membantu memberikan hunian yang layak bagi warga kurang mampu.
"Maka saya agak lucu juga (kalau difokuskan untuk bisnis) seharusnya yang kita perbanyak memang rusunawa-rusunawa yang betul-betul bisa menampung orang-orang kurang mampu itu agar mereka tidak dikenakan biaya yang tinggi," ungkap Jhonny.
Selama ini, banyak rusunawa yang terlalu mengandalkan biaya sewa dari para penghuni.
"Karena ada beberapa rusunawa justru terlalu mengharapkan biaya sewa, walau pun katanya subsidi sudah ada, tapi menurut saya harganya juga cukup tinggi," kata Jhonny.
Jhonny mencontohkan, salah satunya di Rusunawa Nagrak yang biaya sewanya mencapai Rp 850.000. Menurut Jhonny, biaya sewa itu terlalu mahal untuk masyarakat kurang mampu.
Untuk diketahui, ada sekitar 20 jiwa yang sudah tahunan berlindung di bawah Kolong Jembatan Pakin.
Kehidupan warga di bawah kolong jembatan itu menjadi sorotan usai Pj Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi berkunjung ke sana.
Teguh menilai, kehidupan di bawah Kolong Jembatan Pakin sangat tidak layak untuk warga.
Oleh sebab itu, dia ingin merelokasi warga Kolong Jembatan Pakin ke Rusun Petak Habitat Ancol.
Terkait hal itu, sejumlah warga Kolong Jembatan Pakin mengaku tak keberatan. Namun, mereka ingin biaya sewa rusun bisa digratiskan.
"Saya penginnya gratis lah enggak ada duit bayarnya," kata Miah saat diwawancarai Kompas.com.