Saiful Mujani Bantah Pojokkan Poltracking di Grup Chat Internal Persepi
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Etik Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), Saiful Mujani membantah kalau dirinya pernah menyudutkan atau menarget pihak mana pun saat mengirim pesan di grup internal Persepi di aplikasi WhatsApp.
Hal ini Saiful sampaikan menjawab pernyataan Poltracking Indonesia yang merasa ditarget sebelum merilis hasil survei mereka periode Oktober 2024 untuk Pilkada Jakarta.
“Itu konteksnya tidak ada tendensius, berlaku bagi semua anggota,” ujar Saiful Mujani saat dikonfirmasi Kompas.com pada Sabtu (9/11/2024).
Saiful mengaku, dirinya merupakan anggota Dewan Etik yang mengirim pesan chat di tanggal 24 Oktober 2024, sebelum Poltracking Indonesia merilis hasil survei mereka.
Dia menjelaskan, chat berbunyi, “Rilis Poltracking dipercepat, kita lihat hasilnya apa beda signifikan dengan LSI”, bermaksud untuk mengingatkan para anggota agar ikut memerhatikan hasil survei.
Pasalnya, tidak lama sebelum Poltracking dan LSI merilis hasil survei mereka untuk Pilkada Jakarta, ada hasil survei di daerah lain yang menjadi tanda tanya.
Survei yang dimaksud adalah hasil survei elektabilitas di Nusa Tenggara Timur (NTT) oleh Voxpol Center dan Indikator Politik yang menunjukkan hasil yang sangat berbeda.
“Sebelum chat itu mulai (soal Poltracking-LSI), saya mention kasus NTT beda hasil antara Indikator dan Voxpol. Minta dibantu dilaporkan kalau ada kasus semacam itu untuk dilaporkan,” imbuh dia.
Saiful mengatakan, dirinya tidak pernah bermaksud untuk menjadikan hasil survei LSI sebagai tolak ukur elektabilitas Pilkada Jakarta.
Survei LSI disebut karena hasilnya keluar lebih dahulu dari pada Poltracking.
“Bukan mengatakan LSI jadi standar, tapi karena itu (rilis) duluan maka itu jadi bahan perbandingan,” kata Saiful lagi.
Perbedaan hasil antara LSI dan Poltracking yang signifikan membuat kedua lembaga survei ini diperiksa oleh Persepi.
Dewan Etik Persepi pun akhirnya menjatuhkan sanksi kepada lembaga survei Poltracking Indonesia, yang surveinya menunjukkan potensi kemenangan bagi pasangan Ridwan Kamil-Suswono dalam satu putaran.
Poltracking diberi sanksi tidak diperbolehkan mempublikasikan hasil survei tanpa terlebih dahulu mendapatkan persetujuan dan pemeriksaan data oleh Dewan Etik Persepi.
Sebelumnya, dalam konferensi pers pada Jumat (8/11/2024), Poltracking Indonesia mengungkapkan rangkaian percakapan di sebuah grup Whatsapp yang disebutkan adalah grup internal Persepi.
Pada layar, Poltracking memperlihatkan rangkaian percakapan pada 24 Oktober 2024 itu terjadi sekitar pukul 10.15-11.01 WIB.
“Rilis Poltracking dipercepat, kita lihat hasilnya apa beda signifikan dengan LSI,” tulis seorang anggota grup WA itu.
Nama pengirim pesan itu ditutup dan pihak Poltracking enggan menyebutkan jelas siapa pihak yang mereka sebut sebagai oknum yang memojokkan Poltracking.
“Mohon Sekretariat inventarisir agar lembaga survei enggak ngebingungin masyarakat dan konsumen,” tulis oknum itu lagi.
Kemudian, ditulis lagi, “Bocorannya sudah beredar kan, 51,6 dan 36,4. Kalau benar, kita adili. Sudah lama Persepi enggak memecat anggotanya”.
Saat memperlihatkan rangkaian percakapan ini, Direktur Poltracking Indonesia Masduri Amrawi menyebutkan, pihaknya sudah ditarget oleh satu oknum Dewan Etik Persepi.