Saling Rangkul, Teladan Paslon di Pegunungan Arfak untuk Indonesia
MANOKWARI, KOMPAS.com - Ketua Badan Pengawas Pemilu Provinsi Papua Barat, Elias Idjie, menilai sikap dua pasangan calon Bupati dan Calon Wakil Bupati di Kabupaten Pegunungan Arfak menjadi teladan dan contoh baik bagi daerah lain, tidak hanya Tanah Papua tapi Indonesia.
Diberitakan sebelumnya, dua pasangan calon, Marinus Mandacan dan Daniel Mandacan (Madam), serta Dominggus Saiba dan Andi Salabay (Doman), telah menunjukkan sikap saling merangkul setelah pelaksanaan Pilkada pada 27 November 2024 lalu.
"Yang pastinya pemilihan kemarin itu fair. Masyarakat telah memberikan pilihan terbaik demi mengawal pembangunan."
"Oleh karena itu, ini adalah contoh baik di Kabupaten Pegaf, kita harus memberi apresiasi," ujar Elias Idjie, di Manokwari, Kamis (13/5/2024).
Elias menilai, kedua paslon di Pegaf benar-benar menjalankan komitmen yang telah diikrarkan, yaitu menjaga Pilkada agar tetap damai serta siap kalah dan siap menang.
"Saya secara lembaga memberi apresiasi kepada kedua calon Bupati dan Wakil Bupati yang tentu pasca pungut hitung ada yang terpilih meskipun masih menunggu hasil perhitungan dan rekapitulasi."
Adlu Raharusun/KOMPAS.com Dua Kandidat Calon Bupati dan wakil bupati Pegaf disatukan setelah Pilkada
"Namun, secara keteladanan ini patut diapresiasi. Jika rakyat sudah menentukan pilihan, maka kita harus angkat topi," ujar dia.
Menurut Elias, keteladanan yang ditunjukkan oleh dua paslon di Pegunungan Arfak belum ditemukan di daerah lain.
Meskipun ada informasi mengenai saling merangkul antar paslon di Wondama, namun kabar tersebut masih perlu diverifikasi.
"Sejauh pengamatan kami di Papua Barat, belum ada yang melakukan seperti di Pegaf."
"Namun, ada informasi di Teluk Wondama, setelah pungut hitung melalui hitung cepat, ada paslon yang memberikan selamat kepada paslon yang unggul. Artinya, jika ada sikap seperti itu, maka patut kita hargai," ungkap dia.
Kepala Polres Kabupaten Pegunungan Arfak, Kompol Isak Koko Hosio mengungkapkan, pleno rekapitulasi di Kantor KPU Pegunungan Arfak berlangsung aman.
Isak Koko menambahkan, jumlah personel yang dikerahkan untuk pengamanan jalannya rekapitulasi mencapai 100 orang, terdiri dari 70 personel OMP Kobrey 2024 dan 30 BKO personel Brimob dari Polda Papua Barat.
"100 personel terdiri dari 70 orang yang terlibat dalam OMP Kobrey 2024 dan 30 orang BKO Brimob, dibackup TNI juga," ujar Isak Koko.
Elias Idjie juga menyatakan, dengan kesadaran dua paslon yang saling merangkul, potensi untuk membawa isu ini ke Mahkamah Konstitusi (MK) pun menjadi kecil.
Namun, untuk hasil pilkada di kabupaten lain, Elias menyebut, potensi pengaduan masih ada.
"Mereka terus berjuang, misalnya ada upaya melaporkan dugaan kecurangan ke Bawaslu, berarti kemungkinan masih ada upaya mencari keadilan di Mahkamah Konstitusi pasca pleno KPU," ujar dia.
Bawaslu sebelumnya telah memetakan indeks kerawanan dalam pilkada di tujuh daerah di Provinsi Papua Barat yang tergolong tinggi.
"Dari pengamatan Bawaslu, kami mengategorikan semua kabupaten dalam kategori merah dari sisi kerawanan politik dan keamanan."
"Namun, Pegaf, dan Wondama relatif aman pasca pungut hitung," ungkap Elias.
Elias juga mencatat, terdapat lebih dari 50 pelanggaran dan pengaduan yang masuk ke Bawaslu Papua Barat selama tahapan kampanye.
Namun, pasca pungut hitung, dugaan pelanggaran yang menonjol adalah penyalahgunaan hak suara di tempat pemungutan suara (TPS).
"Misalnya, orang yang memiliki hak suara digunakan oleh orang lain," kata Elias.
Bawaslu Papua Barat juga mencatat adanya pengaduan dan temuan yang dilanjutkan untuk rekomendasi pemungutan suara ulang di tiga TPS, yaitu dua TPS di Kaimana dan satu TPS di Kabupaten Manokwari.
"Satu TPS di Manokwari yang PSU sudah dilakukan hari ini, sedangkan dua TPS di Kaimana baru akan dilakukan PSU besok (Jumat)," tutup Elias.