Sambangi Menara Kompas, Gus Ipul Kenang Pertemuan dengan Jakob Oetama

Sambangi Menara Kompas, Gus Ipul Kenang Pertemuan dengan Jakob Oetama

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi kantor Kompas Gramedia Grup dan bertemu dengan pimpinan redaksi serta pimpinan direktur pada Selasa (12/11/2024).

Dalam kesempatan tersebut, ia mengenang pengalaman pertamanya mengunjungi kantor tersebut, yang terjadi ketika ia diundang oleh Presiden Keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), untuk bertemu dengan pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama.

"Pertama kali ke Kompas ini ya diajak Gus Dur, karena saya ikut Gus Dur itu ya sejak tahun ‘85, baru lulus SMA itu, diajak ketemu Pak Yakob," ungkapnya.

Dalam suasana yang hangat dan kekeluargaan, Gus Ipul menjelaskan program kerja yang akan dilaksanakan sebagai Menteri Sosial yang baru dilantik dalam Kabinet Merah Putih.

Misi utama Kementerian Sosial di bawah kepemimpinannya adalah memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan dengan konsep pemberian sepanjang hayat.

"Tema besarnya itu perlindungan sosial sepanjang hayat. Jadi memang ini sudah jadi undang-undang ya, perlindungan sosial sepanjang hayat," imbuhnya.

Ia menekankan pentingnya negara untuk mengurus setiap warga yang membutuhkan, mulai dari masa sebelum menikah, saat memiliki anak, hingga masa balita dan tumbuh dewasa.

Intervensi tersebut dilakukan secara nyata dengan program bantuan sosial hingga pemberian bantuan pendidikan Kartu Indonesia Pintar.

Setelah selesai mengenyam pendidikan, negara juga memberikan intervensi dengan memberikan jaring pengaman sosial seperti Kartu Prakerja, atau mereka yang sudah bekerja disediakan BPJS Ketenagakerjaan.

"Nah setelah itu selesai dia pensiun, masuk masa lansia, ada intervensi untuk lansia tangguh. Bagi yang difabel, memerlukan rehabilitasi sosial, itu diintervensi dengan berbagai program. Kira-kira seperti itulah," tuturnya.

Gus Ipul juga menargetkan penurunan angka kemiskinan di bawah 6 persen dalam waktu lima tahun ke depan.

Ia berharap kategori miskin ekstrem dapat mencapai titik nol dalam dua tahun ke depan.

"Dan berikutnya kita harapkan yang rentan ini naik menjadi kelas menengah," ujarnya.

Sumber