Sampah di Kompleks Keuangan Tangerang, Bau Menyengat dan Bikin Akses Jalan Terganggu

Sampah di Kompleks Keuangan Tangerang, Bau Menyengat dan Bikin Akses Jalan Terganggu

TANGERANG, KOMPAS.com - Sudah dua bulan tumpukan sampah menjadi pemandangan sehari-hari di Kompleks Keuangan, Kota Tangerang. Bau menyengat, belatung, dan jalan yang terhalang menjadi keluhan utama warga setempat.

Dorti (64), salah satu warga yang terdampak, menyatakan situasi ini mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk mobilitas keluarga di lingkungan tersebut.

"Karena sampah menumpuk, bau sudah pasti. Belatung-belatung dan sampah sampai masuk ke rumah. Mobil juga tidak bisa masuk, jadi parkir di luar. Anak-anak pun enggak kami kasih keluar, di dalam rumah saja," kata Dorti saat ditemui di lokasi, Rabu (8/1/2025).

Masalah ini mencuat setelah seorang warga memotret tumpukan sampah dan mengirimkannya hingga viral di media sosial.

Respons pun datang dari pihak kelurahan, yang langsung mengecek lokasi dan merencanakan rapat untuk mencari solusi.

Permasalahan utama adalah kurangnya armada pengangkut sampah. Saat ini, hanya ada satu truk pengangkut sampah yang beroperasi di sana.

Namun, truk itu kerap datang dengan muatan yang sudah penuh, sehingga sampah di lokasi tidak terangkut seluruhnya.

"Kadang truk datang sudah ada isinya. Jadi, sampah di sini tetap tidak terangkat," tambah Dorti.

Dorti juga khawatir terhadap praktik pembakaran sampah di lokasi yang dilakukan oleh petugas.

"Kami sering berjaga karena takut kebakaran. Apalagi kalau angin kencang, bahaya sekali," ungkap dia.

Kondisi yang sama juga dirasakan oleh Mizan (55), warga lain yang telah tinggal di kompleks perumahan itu selama 25 tahun.

Tempat sampah itu sudah lama sekali ada dan yang buang sampah di sana tidak hanya berasal dari warga setempat.

"Banyak juga yang membuang sampah dari luar kompleks. Kami sudah lapor ke RT dan RW, tapi masalah ini belum selesai karena jumlah armadanya memang kurang," jelas dia.

Tumpukan sampah ini tidak hanya mengganggu akses jalan, tetapi juga aktivitas warga yang ingin berangkat kerja.

"Ada warga yang mau mengajar, tapi jalannya becek dan kotor karena sampah. Padahal sudah berpakaian rapi," kata Mizan.

Selain itu, sebagai penjual makanan, Mizan merasa situasi ini juga sangat mengganggu usahanya.

Terlebih jarak antara lokasi usahanya dengan tempat sampah tersebut sangat dekat, sekitar 50 meter. Tentunya ini sangat menggangu pelanggannya yang datang ke warung makannya itu.

"Bau dan belatung sering sampai ke depan rumah. Kadang pelanggan juga mengeluhkan," kata dia.

Beberapa warga dan RT telah mengusulkan agar lokasi pembuangan sampah sementara (TPS) ini ditutup. Namun, hingga kini belum ada keputusan yang pasti dari pihak terkait.

Setelah mendapat laporan dari warga, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang mulai melakukan penanganan.

Koordinator Armada DLH Kota Tangerang, Muhaimin mengatakan, pihaknya telah mengerahkan lima truk sampah untuk membersihkan lokasi.

"Kemarin sudah ada lima truk sampah, dan sekarang juga lima truk yang dikerahkan. Sampah-sampah itu kami bawa ke TPA Rawa Kucing," ujar Muhaimin.

Pembersihan dilakukan secara manual untuk mengurangi tumpukan yang sempat menghalangi akses jalan warga.

Warga berharap pihak terkait dapat segera menambah armada pengangkut sampah dan mengawasi lokasi TPS agar masalah serupa tidak terulang.

"Kami ingin sampah diangkat semuanya dan armada benar-benar ditambah. Kalau memang lokasi ini mau ditutup, ya tolong segera direalisasikan," tegas Dorti.

Dalam waktu dekat, warga bersama RT dan RW setempat akan menggelar rapat bersama kelurahan untuk mencari solusi terbaik.

Mereka berharap, upaya ini dapat segera mengembalikan kebersihan dan kenyamanan di lingkungan tempat tinggal mereka.

Sumber