SD di Kendal 10 Tahun Jadi Langganan Banjir Rob, Tak Ada Anggaran Tinggikan Sekolah

SD di Kendal 10 Tahun Jadi Langganan Banjir Rob, Tak Ada Anggaran Tinggikan Sekolah

 

 

KENDAL, KOMPAS.com - SDN Bandengan 3 di Kelurahan Bandengan, Kecamatan Kendal Kota, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, sudah hampir 10 tahun menjadi langganan banjir rob. 

Sekolah itu kerap terendam banjir rob saat air laut sedang pasang, akibat posisi sekolah yang terlalu rendah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Boney, mengakui tidak ada alokasi anggaran untuk meninggikan sekolah tersebut.

"Tidak ada alokasi anggaran untuk meninggikan sekolah," kata Feri melalui WhatsApp, Rabu (8/1/2024).

Menurutnya, air rob menyebabkan proses belajar mengajar terganggu.

“Ada 4 ruangan yang terendam banjir, yaitu ruang perpustakaan, kelas IV, V, dan VI,” jelasnya.

Jumlah murid SDN Bandengan 3 mencapai 165 siswa, sehingga tidak memungkinkan untuk dialihkan ke SDN Bandengan 2 yang berjarak sekitar 700 meter.

“Selain itu, SDN Bandengan 3 melayani kampung nelayan yang padat. Jadi, solusi terbaik adalah meninggikan sekolah,” tambahnya.

Ketua DPRD Kendal, Mahfud Sodiq, menyatakan telah menerima laporan terkait kondisi SDN Bandengan 3.

“Untuk jangka pendek, sekolah harus ditinggikan atau diurug, meski itu hanya solusi sementara karena tiap tahun tanah di Bandengan terus turun,” ungkap Mahfud.

KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN Siswa SDN Bandengan 3 Kendal, saat mau menyebrang menuju kelas. KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN

Ia menambahkan, relokasi SDN Bandengan 3 membutuhkan anggaran besar, sekitar Rp 8 miliar untuk pengadaan tanah dan pembangunan gedung.

“Alternatif regrouping ke SDN Langenharjo 2 juga tidak ideal karena jaraknya jauh,” katanya.

Kepala SDN Bandengan 3, Surono, mengungkapkan pihaknya telah melakukan berbagai upaya agar air tidak masuk ke kelas, seperti membendung pintu masuk dengan batu bata.

Namun, air tetap merembes ke ruang kelas.

“Karena ruang kelas terendam, siswa sering belajar tanpa sepatu, bahkan tanpa alas kaki, yang menyebabkan banyak dari mereka mengalami gatal-gatal,” ujarnya.

Surono menyebut bahwa pada tahun 2022, ruang guru serta kelas I, II, dan III telah ditinggikan menggunakan anggaran bantuan dari Baznas.

Saat ini, wali murid melalui komite sekolah mengumpulkan iuran sukarela untuk meninggikan ruang perpustakaan dan kelas IV, V, serta VI.

“Selama proses peninggian, siswa belajar di emperan kelas I, II, dan III. Alhamdulillah, kini mereka sudah bisa belajar di dalam kelas, meskipun tanahnya masih lembab,” katanya.

Surono berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk membangun atau meninggikan sekolah tersebut.

“Kalau ruang ditinggikan, jarak antara lantai dan atap menjadi pendek, sehingga ruangan jadi panas saat siang,” tutupnya.

 

Sumber